Selasa, 02 Oktober 2012

Tips Simple Belajar Bahasa Asing dalam Waktu Singkat Part 1 (Mengenali Kendala Pembelajaran)

Sebagai pecinta ilmu bahasa, saya mungkin akan mengisi blog ini dengan konten-konten pembelajaran bahasa asing (dengan metode ala Think Simply tentunya :) ). Namun sebelum itu, saya rasa perlu untuk menjelaskan pemikiran saya dalam pembelajaran bahasa asing secara umum.

Belajar bahasa asing itu susah-susah gampang. Normalnya belajar sebuah bahasa asing itu butuh minimal kira-kira 2 atau 3 tahun. Saya sendiri belajar bahasa asing pertama saya, yaitu bahasa Inggris, selama 2 tahun baru bisa menangkap esensi bahasa Inggris dan mengasahnya untuk benar-benar berguna. Untuk belajar bahasa Jepang saya butuh 1 tahun lebih. Normalnya memang 2 atau 3 tahun, walaupun ada juga orang-orang luar biasa yang bisa belajar suatu bahasa asing hanya dalam waktu 3 bulan, ada yang hanya butuh 1 bulan, atau hanya beberapa minggu.

Apa sih yang membuat bahasa asing memakan waktu begitu lama untuk dikuasai oleh rata-rata pelajar? Apa saja yang menghambat seorang pelajar dalam belajar berbahasa asing?
Menurut pengamatan saya ada 2 sebab utama yang menghambat seorang pelajar dalam belajar berbahasa asing:

  1. Menghafal kosa kata hanya dengan metode rote memorization (penghafalan dengan pengulangan, seperti yang sering dilakukan pelajar rata-rata)
  2. Terjebak pada cara menerjemahkan yang keliru.
Rote memorization tidak salah diterapkan dalam menghafal. Namun dalam menghafal kosa kata banyak metode lain yang lebih efisien daripada rote memorization. Jika kita tidak butuh cepat dalam menguasai kosa kata bahasa asing, maka rote memorization bisa dilakukan, sebaliknya jika kita ingin cepat menguasai bahasa asing, saya sarankan cari metode lain.

Cara menerjemahkan yang keliru juga merupakan penghambat utama kelancaran berbahasa asing. Menerjemahkan disini meliputi memahami (melalui mendengar atau membaca) dan menyusun (melalui berbicara atau menulis). Kekeliruan dalam memahami maupun menyusun tentu berakibat fatal pada kemampuan berkomunikasi secara tepat. Kekeliruan menerjemahkan bisa mengakibatkan kesalahpahaman antara pembicara dengan pendengar.



Lalu bagaimana solusi mengatasi sebab-sebab penghambat ini?

"Seorang pelajar bahasa asing harus mempelajari latar belakang sosial dan pola pikir yang mendasari bahasa yang sedang dipelajarinya"

Sayang sekali dua hal ini sering luput dari kurikulum pembelajaran bahasa asing di lembaga-lembaga pendidikan. Yang diajarkan dalam lembaga-lembaga itu hanya teknis tata bahasa saja.
Mengapa harus mempelajari latar belakang sosial dan pola pikir yang mendasari bahasa yang sedang dipelajarinya?
Alasannya sederhana saja:

"Bahasa adalah alat sosial untuk manusia saling terhubung satu sama lain, sehingga pola pikir bahasa senantiasa dinamis (berubah-ubah) mengikuti fungsi-fungsinya dalam interaksi sosial manusia."

Nah, kalau latar belakang sosial suatu bahasa tidak dipelajari dengan baik, bagaimana kita bisa menggunakannya sebagai alat sosial?



Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think?? Share it here :)