Senin, 08 Oktober 2012

Golden Lines untuk Mempelajari Bahasa dalam 1 Jam

Ada sebuah cara menarik dari Tim Ferris tentang bagaimana mempelajari sebuah bahasa hanya dalam 1 Jam. Maksudnya hanya mempelajari namun tidak harus menguasai. Om Tim sendiri menamakan cara ini sebagai Deconstructing Language.

Trik ini sangat berguna bagi para ahli & peneliti grammar tapi mungkin tidak memiliki nilai praktikal langsung bagi orang yang ingin menguasai berbahasa suatu bahasa. Jika Anda curious mengenai tata bahasa umum suatu bahasa, gunakan trik ini.

Cara ini yaitu dengan menggunakan beberapa Lines yang mengandung beberapa aspek paling esensial dari tata bahasa Inggris. Fungsinya adalah untuk meng-ekspos apakah dalam bahasa lain aspek tersebut hadir atau tidak.  Kemudian kita bisa menggunakannya sebagai Template (pola umum) untuk mendeskripsikan bahasa tersebut.

(saya tidak menerjemahkan Lines berikut ke dalam bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia tidak banyak memiliki aspek esensial yang terdapat dalam bahasa lain, maka saya membiarkannya dalam bahasa Inggris mengingat bahasa Inggris mempunyai banyak aspek-aspek ini)

Pairs of Golden Lines
1a. The apple is red.
1b. The apple is not red.
2a. It is John’s apple.

2b. It is not John's apple.
3a. It was his apple.
3b. It was not his apple.
4a. I give John the apple.

4b. I don't give John the apple.
5a. I gave John the apple.
5b. I did not give John the apple.
6a. We give him the apple.

6b. We don't give him the apple.
7a. He gives it to John.

7b. He does not give it to John.
8a. She gives it to him.

8b. She does not give it to him.

Two more Lines:
9.  I must give it to him.
10. I want to give it to her.



Mengapa kalimat-kalimat tersebut dipilih?

Sederhananya, kalimat-kalimat tersebut disusun sedemikian rupa untuk meng-ekspos beberapa aspek tata bahasa. Misalnya Noun Case (dengan membandingkan Line 1-4), Konyugasi Kata Kerja (Line 3-8), Tenses (Line 2&3 dan Line 4&5), Kata Kerja Pembantu (Line 9-10), Sistem Article (Line 1, 4, dan 6), Pembedaan Gender (Line 7-8), Pembedaan Jumlah (Line 5-6), serta Tata Sintaks kata untuk Kalimat Nominal (Line 1-3) dan Kalimat Verbal (Line 4-10).

Misalnya seseorang ingin mengetahui aspek-aspek tata bahasa Indonesia, maka terjemahkan kalimat-kalimat tersebut ke dalam bahasa Indonesia menjadi:

Apel itu merah
Apel itu tidak merah
Itu apel John
Itu bukan apel John
Itu dulu apelnya
Itu dulu bukan apelnya
Aku memberikan apel itu pada John
Aku tidak memberikan apel itu pada John
Aku dulu memberikan apel itu pada John
Aku dulu tidak memberikan apel itu pada John
Kami memberikannya apel
Kami tidak memberikannya apel
Dia memberikannya pada John
Dia tidak memberikannya pada John
Dia memberikannya padanya
Dia tidak memberikannya padanya
Aku harus memberikannya padanya
Aku ingin memberikannya padanya

Dari pasangan kalimat-kalimat tersebut Anda bisa menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia tidak mengenal konsep Cases, Tenses, dan Gender serta memiliki urutan SVO. Anda bisa menyimpulkan lebih banyak ciri-ciri lainnya jika mau.

Coba kita lakukan terhadap bahasa Jepang non-Formal:

Ringo wa akai da
Ringo wa akakunai da 
Are wa Jon no ringo da
Are wa Jon no ringo janai
Are wa Jon no ringo datta
Are wa Jon no ringo nakatta
(Watashi wa) Jon ni ringo wo ageru
(Watashi wa) Jon ni ringo wo agenai
(Watashi wa) Jon ni ringo wo ageta
(Watashi wa) Jon ni ringo wo agenakatta
(Ware-ware wa) ano hito ni ringo wo ageru
(Ware-ware wa) ano hito ni ringo wo agenai
(Kare wa) Jon ni ringo wo ataeru
(Kare wa) Jon ni ringo wo ataenai
(Kanojo wa) ano hito ni ringo wo ataeru
(Kanojo wa) ano hito ni ringo wo ataenai
(Watashi wa) ano hito ni kore wo agenakereba naranai
(Watashi wa) ano hito ni kore wo agetai

Dari pasangan kalimat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa bahasa Jepang memiliki Noun Case, tidak mengenal Article, tidak membedakan jumlah, tidak (atau jarang) membedakan Gender, memiliki urutan SOV, tapi yang sangat menonjol yaitu pada Konyugasi Kata Kerjanya yang sangat kompleks. Terkadang sebuah kalimat bisa diubah maknanya hanya dengan mengubah konyugasi (dengan asumsi Subjek & Objek tidak berubah). Lihat tuh pada kalimat di atas, kata-kata terakhir lah yang paling banyak berubah.

Ada bayangan bagaimana menggunakan kalimat-kalimat tersebut untuk mempelajari suatu bahasa? Ingat trik ini digunakan hanya untuk mengetahui tata suatu bahasa secara umum.

Jika Anda tertarik dengan konsep asli dari Tim Ferris, kunjungi:

How to Learn (But Not Master) Any Language in 1 Hour (Plus: A Favor)

Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think?? Share it here :)