Minggu, 25 November 2012

Visualisasi Struktur Bahasa Arab Klasik

Pada post sebelumnya saya mengatakan bahwa dua kunci untuk memahami bahasa Arab Klasik adalah memperhatikan bentuk kata serta penanda status kata. Bentuk kata bahasa Arab dapat menyampaikan berbagai info dan makna yang terkandung dalam kata tersebut, sedangkan penanda status kata menentukan fungsi kata tersebut dalam kalimat.

Dalam post ini saya membuat alat bantu sederhana untuk visualisasi struktur bahasa Arab Klasik. Kenapa struktur bahasa di-visualisasi? Yah, untuk memudahkan Anda yang mungkin tidak begitu senang jika harus meng-analisa struktur dari suatu kalimat yang ditulis secara linear. Toh, konon bahasa dibentuk di dalam otak tidak dalam bentuk linear melainkan seperti struktur bangunan, hanya karena keterbatasan lidah manusia lah sehingga kata-kata keluar secara linear/berurutan. Jadi, visualisasi ini dibuat mendekati cara otak membentuk bahasa, namun Anda tetap harus menyebutkan kata-kata secara berurutan.
Hayya...

___________________________________________________________
PREQUISITE
Sebelum menggunakan alat bantu ini, saya asumsikan Anda telah mengerti pola-pola bentuk kata bahasa Arab. Saya berikan checklist untuk Anda, jika Anda tidak mengetahui ilmu dari salah satu poin checklist di bawah ini, kemungkinan besar Anda akan kesulitan memahami model alat bantu ini. Inilah checklist-nya:

  • Bentuk-bentuk Ism Tunggal, Ganda, & Jamak
  • Bentuk-bentuk Ism Maskulin & Feminin
  • Bentuk-bentuk Fixl Maadhiy & Fixl Mudhori' baik Aktif maupun Pasif.
  • Huruwf l-Jarr & beberapa Harf lainnya
  • Bentuk-bentuk Ism berstatus Rofa', Nashob, & Jarr.
  • Bentuk-bentuk Fixl Mudhori' berstatus Rofa', Nashob, & Jazm.
  • Apa itu Mubtada' & Khobar
  • Apa itu Jumlah Ismiyyah (Klausa Nominal), Jumlah Fixliyyah (Klausa Verbal), & Syibhul Jumlah (Konstruksi).

Sekalipun ada di antara poin-poin tersebut yang belum Anda ketahui, Anda boleh melanjutkan membaca habis post ini.

___________________________________________________________
DEKLENSI
Dalam dunia linguistik, istilah perubahan status baik pada Ism maupun pada Fixl Mudhori', dinamakan Deklensi. Patut diperhatikan Deklensi secara harafiah artinya "jatuh". Maksudnya adalah bahwa status suatu kata diibaratkan seperti tingkat-tingkat ketinggian.

Status standar suatu kata adalah Nominatif (dalam bahasa Arab namanya Rofa'). Jika Anda melihat di kamus, maka semua kata disitu biasanya dalam status Nominatif. Dengan mengubah statusnya artinya Anda "menjatuhkan" status kata tersebut dari status Nominatif ke status lain. Itulah inti dari Deklensi.

Dalam bahasa Arab, ada tiga status untuk Ism, yaitu: Rofa' (tinggi), Nashob (menengah), dan Jarr (rendah). Dan ada tiga status untuk Fixl, yaitu: Rofa' (tinggi), Nashob (menengah) & Jazm (mati). Dalam kamus, semua Ism dan Fixl ditulis dalam status Rofa'. Adapun Harf tidak memiliki status akan tetapi Harf dapat mempengaruhi status Ism dan status Fixl. Anda akan melihatnya nanti.

Jadi, saya menggambarkan tiga lapis status seperti ini:



Tingkat warna merah adalah Rofa', warna oranye adalah Nashob, & warna Ungu adalah untuk Ism berstatus Jarr dan Fixl berstatus Jazm.

___________________________________________________________
VISUALISASI STRUKTUR BAHASA ARAB
Mulai dari Jumlah Ismiyyah.
Cara untuk menstruktur kalimat berikut: اللهُ اَكْبَرُ (Allaahu akbaru) adalah:
اللهُ اَكْبَرُ


Lihat kedua kata tersebut sama-sama pada tingkatan Rofa'. اَكْبَرُ sebagai Khobar (Comment) menjelaskan اللهُ sebagai Mubtada' (Topic)

Berikutnya saya jelaskan sedikit mengenai frase kepemilikan. Kita mulai dengan kata: نَبِيُّ للهِ (nabiyyullahi(nabi-Nya Allah). Dalam frase ini, Kata kedua yaitu للهِ merupakan nama pemilik dari Kata Pertama yaitu نَبِيُّ , maka Kata Kedua harus dalam status Jarr. Adapun Kata pertama biarkan dalam status Rofa' dulu. Maka strukturnya seperti ini:
نَبِيُّ...

       ...للّٰهِ


Sekarang kita tambahkan satu Harf Munada (seruan) sehingga menjadi:  يَانَبِيَّ للهِ (yaa Nabiyyallahi)
Asal Anda tahu, Harf Munada membuat Ism tujuannya menjadi Nashob. Oleh karena itu kata "Nabiyyu", yang berstatus Rofa', "jatuh" menjadi "Nabiyya", yang berstatus Nashob. Namun, kata "Allaahi" sebagai pemilik, tidak berubah status. Ini karena nama pemilik memang harus berstatus Jarr. Strukturnya seperti ini:

 يَا نَبِيُّ...
           ...للّٰهِ

Nah, kali ini kita akan mencoba sebuah nama: عَلِيُّ ابْنُ اَبِي طَلِيْبِ ('Aliyyu ibn Abiy Tholiybi = Ali putranya Abu Tholib). Kita asumsikan 'Aliy berstatus Rofa' maka kita tetap menuliskannya sebagai "'Aliyyu". Adapun "ibnu Abiy Tholiybi" adalah Khobar untuk "'Aliyyu". Untuk khobar ini, kata "ibn" tetap Rofa' oleh karena itu kita menulisnya "ibnu", sedangkan Abu Tholib sebagai "pemilik"(ayah) Ali harus berstatus Jarr. Oleh karena itu, semua namanya di Jarr-kan menjadi "Abiy Tholiybi". Strukturnya seperti ini:
عَلِيُّ ابْنُ...

...            اَبِي طَلِيْبِ


Selanjutnya, Harf "Inna", membuat Mubtada' "jatuh" ke status Nashob. Tapi tidak mempengaruhi Khobar. Contohnya pada kalimat: اِنَّ اللّٰهَ قَدِيْرٌ Kata "Allah" sebagai Mubtada' didahului oleh kata "inna" sehingga kata Allah ditulis dalam status Nashob menjadi "Allaaha". Adapun kata "qodiyr" tetap dalam status Rofa'. Strukturnya seperti ini:
           قَدِيْرٌ
اِنَّ اللّٰهَ

Kita juga biasa menyisipkan frase "bi kulli syay'in" sehingga kalimat tersebut menjadi: اِنَّ اللّٰهَ بِاكُلِّ شَيْاٍ قَدِيْرٌ Strukturnya seperti ini:
                        قَدِيْرٌ
اِنَّ اللّٰهَ
         بِاكُلِّ شَيْاٍ


Sekarang bagaimana dengan Jumlah Fixliyyah?
Patut diketahui bahwa Fixl yang mengalami Deklensi hanyalah Fixl Mudhori' (Verb Imperfect) adapun Fixl yang satunya lagi yaitu Fixl Maadhiy (Verb Perfect) tidak mengalami Deklensi, sehingga senantiasa berstatus Rofa'.

Mari kita mulai dengan kalimat sederhana: جَاءَ مَريَمُ (Ja'a Maryamu(Maryam telah datang)). Kita dapat menempatkan kedua kata tersebut dalam status Rofa' dengan "ja'a" sebagai Mubtada' & Maryam sebagai Khobar. Pada saat kedua kata tersebut se-level itu artinya Maryam lah yang melakukan "datang".
جَاءَ مَريَمُ




Selanjutnya yang memiliki Objek Langsung: ضَرَبَ عُمَرٌ كَلْبً (dhoroba 'Umarun kalban(Umar telah memukul seekor anjing)). Pada kalimat tersebut, kata "'Umarun" merupakan pelaku "memukul" dan "kalban" yang berada pada status Nashob "tertimpa" perlakuan dari "dhoroba 'Umarun...". Yang di atas menimpa yang di bawah. See? Logis kan?
ضَرَبَ عُمَرٌ
               كَلْبً


Objek tidak melulu harus Nashob, jika suatu Objek berupa Frase Preposisional (yaitu disusun dari Kata Depan(Harf Jarr)+Ism), maka Objek tersebut berada pada status Jarr. Seperti pada kalimat: مَرَرْتُ بِا زَيْدٍ (marortu bi Zaydin (ku berpapasan dengan Zaid)). Sekali lagi yang di atas menimpa yang di bawah:
مَرَرْتُ

         بِا زَيْدٍ
O ya, pada kalimat tersebut ada kata "marortu". Bunyi "-tu" merupakan sinyal bahwa Fixl Maadhiy tersebut dilakukan oleh orang pertama tunggal. Bunyi tersebut (dan yang sejenisnya misalnya bunyi -hum, -hunn, -kuma, -kum, dsb.) merupakan kesatuan dengan akar Fixl-nya.

Jika Anda menggunakan Kata Keterangan (Zhorf), maka Zhorf tersebut selalu dalam status Nashob. Seperti pada kalimat: اَذْهَبُ إلَى مَكَّةٍ غَداً (adzhabu ilaa Makkatin ghoda(n)(saya (akan) pergi ke Mekkah besok)).
اَذْهَبُ
                    غَداً
        إلَى مَكَّةٍ

O ya, penjelasan barusan menjelaskan kenapa kalimat yang didahului "kaana" dan sejenisnya memiliki efek berkebalikan dengan kalimat yang didahului "inna". Contohnya pada kalimat: َكَانَ اللّٰهُ غَفُوْراً (kaana llahu ghofuwroo(adalah Allah Maha Pengampun). Kata "kaana" adalah Fixl sehingga ia secara default berstatus Rofa' begitu juga dengan Ism pelaku "kaana" berstatus Rofa'. Kata "ghofuro" adalah semacam Zhorf, sehingga ia berada pada status Nashob:
كَانَ اللّٰهُ
           غَفُوْراً



Untuk Fixl Mudhori', ada beberapa Harf yang membuatnya "jatuh" dari status Rofa' ke status Nashob atau ke status Jazm. Dalam kalimat di bawah ini saya memilih "lan" untuk mewakili kelompok Huruwf yang membuat Fixl Mudhori' menjadi Nashob ('amil Nashob) , dan "laa" untuk mewakili kelompok Huruwf yang membuat Fixl Mudhori' menjadi Jazm ('amil Jazm).

Pada kalimat pendek di bawah ini, Fixl Mudhori' yang tertulis di kamus adalah "yabrohu". Tapi ketika digunakan dalam kalimat dengan diawali Harf "lan", maka Fixl tersebut "jatuh" ke status Nashob.

لَنْ يَبْرَحَ


"Lan yabroha" (dia tidak akan berhenti)

Pada kalimat pendek di bawah ini, saya menggunakan "laa" untuk membentuk kalimat larangan untuk orang kedua. Kata "tadzhabu" "jatuh" ke status Jazm karena adanya Harf "laa" sehingga menjadi "tadzhab".


لَا تَذْهَبْ

"Laa tadzhab" (jangan pergi!)



___________________________________________________________
KESIMPULAN
Apa yang saya telah berikan di atas hanya sebatas pengenalan saja. Lihat pada kalimat-kalimat di atas kebanyakan saya hanya membuat contoh dengan menggunakan apa yang diistilahkan oleh para linguist sebagai Kalimat Indikatif (kecuali pada dua contoh terakhir saya menggunakan kalimat Subjungtif & kalimat Imperatif). Padahal ada beberapa Mood kalimat bahasa Arab misalnya Interogatif (Pertanyaan), Imperatif (meminta/melarang), Subjungtif, Jussif, dlsb. Belum juga saya menambahkan struktur Kalimat Majemuk. Wah, Anda masih punya ruang yang banyak untuk belajar.

Untuk kesederhanaan, saya hanya membahas struktur secara sekilas. Memang rasanya belum lengkap kalau tidak dibahas sampai tuntas, namun saya rasa apa yang sudah saya berikan di atas sudah mencakup hal yang paling prinsipil tentang struktur bahasa Arab (saya tidak mengatakan "semua", tapi "paling"). Dengan beberapa pembahasan di atas, kita sudah bisa menarik kesimpulan, dan dengan kesimpulan ini lah Anda bisa menerapkan alat bantu ini untuk studi bahasa Arab Anda lebih lanjut. Bukankah enak mendapatkan alat bantu yang memudahkan? ;)

Nah, kita akan segera sampai ke inti pemahaman post ini, namun sebelumnya coba lihat satu kalimat ini:  لَا تَئْكُلْ اِلسَّمَكَ وَ تَشْرَب الْلَبَنَ (laa ta'kul is-samaki wa tasyrob(?) l-labana). Saya tidak memberikan penanda status untuk kata "tasyrob(?)". Namun kita akan mencoba menempatkannya pada berbagai status:

Jika Rofa' maka dibaca "Tasyrobu". Strukturnya seperti ini dan maknanya seperti di bawahnya:
                وَ تَشْرَبُ                
        اِلسَّمَكَ             الْلَبَنَ
لَا تَئْكُلْ               

"Jangan memakan ikan dan (adapun) kamu (boleh) minum susu."

Jika Nashob maka dibaca "Tasyroba". Strukurnya seperti ini dan maknanya seperti di bawahnya:
                
        اِلسَّمَكَ وَ تَشْرَبَ  الْلَبَنَ
لَا تَئْكُلْ               

"Jangan memakan ikan ketika kamu minum susu."

Jika Jazm maka dibaca "Tasyrob". Strukturnya seperti ini dan maknanya seperti di bawahnya:
                
        اِلسَّمَكَ            الْلَبَنَ
لَا تَئْكُلْ        وَ تَشْرَبْ      
"Jangan memakan ikan dan jangan minum susu."


Oke, saatnya pada kesimpulan. Apakah Anda sudah bisa menyimpulkan sendiri? Bagus sekali jika Anda sudah bisa menyimpulkan sendiri. Jika belum, saya akan membantu Anda.

"Status kata dalam kalimat menentukan fungsi kata tersebut dan pada akhirnya menentukan makna seperti apa yang tersampaikan."
"Kata dengan status Rofa' berfungsi Nominatif (Subjek/Fokus), kata dengan status Nashob berfungsi Akusatif (Objek/Keterangan), Ism dengan status Jarr berfungsi Genitif (Tujuan/Referensi), Fixl Mudhori' dengan status Jazm berfungsi Jussif atau Imperatif (Obligasi atau Urgensi)."
"Penandaan status yang tidak tepat dapat menyebabkan makna yang disampaikan tidak sesuai dengan yang diinginkan."
Semoga bermanfaat & selamat belajar! ;)
Selengkapnya...

Kamis, 22 November 2012

Kunci Memahami Bahasa Arab Klasik (Fushha)


Bahasa Arab Klasik (Fushha (الفصحى)) adalah bahasa Arab dialek suku Quroisy. Bahasa Arab inilah yang digunakan sebagai bahasa Al-Qur'an dan dipakai dalam redaksi Hadits Nabi. Bahasa ini termasuk salah satu bahasa tertua di dunia karena bahasa ini tetap sama persis sejak lahirnya kira-kira pada abad 4 M hingga sekarang.

Memahami bahasa Arab Klasik sangat penting bagi umat Muslim karena bahasa ini merupakan satu-satunya gerbang untuk mendalami agama Islam secara utuh.

Bahasa Arab Klasik termasuk bahasa yang memiliki presisi (ketepatan) sintaktik (struktur) dan semantik (makna) yang sangat tinggi. Oleh karena itu sangat sulit untuk menerjemahkan bahasa Arab Klasik ke bahasa lain, karena jarang ada bahasa lain yang memiliki presisi seperti yang dipunyai oleh bahasa ini. Jika suatu kalimat Bahasa Arab Klasik dicoba untuk diterjemahkan ke bahasa lain, maka terjemahannya bisa saja tidak mampu mencakup makna yang sebenarnya atau paling parah jika terjemahan tersebut tidak tepat dengan makna sebenarnya.

Nah, padahal bahasa Arab Klasik merupakan bahasa yang dengannya ilmu agama Islam dilestarikan dan disampaikan. Bagaimana jika orang Islam sendiri tidak memahami bahasa ini? Bisa dibayangkan bagaimana ilmu agama Islam yang murni menjadi tidak murni lagi atau lenyap karena tidak dilestarikan dengan benar.

___________________________________________________________
TIPOLOGI BAHASA ARAB KLASIK
1. Bahasa Arab Klasik tergolong dalam kategori bahasa fusional.
Bahasa fusional adalah bahasa yang mengandalkan banyak imbuhan untuk menyampaikan makna, struktur, dan fungsi kata secara bersamaan. Contohnya lihat perbandingan bahasa Arab sebagai bahasa fusional dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa aglutinatif berikut ini:

Bahasa Arab        :     nadhribuhum (نَضْرِبُهُمْ)
Bahasa Indonesia :     kami menghajar mereka

Lihat pada kalimat bahasa Arab, hanya satu kata saja mampu menyampaikan informasi Agent (Pelaku), Patient (Penderita), Jenis Kelamin dan Jumlah Agent, Jenis Kelamin dan Jumlah Patient, Makna, Tense, serta Mood secara bersamaan. Sebaliknya lihat bahasa Indonesia membutuhkan 3 kata untuk mengungkapkan ekspresi yang sama. Perhatikan lagi perbandingan berikut:

Bahasa Arab         : nudhrobuhum (نُضْرَبُهُمْ)
Bahasa Indonesia :  kami dihajar mereka

Lihat. Sedikit perubahan harokat (bunyi vokal) saja bisa memutarbalikkan makna. Begitulah salah satu ciri bahasa fusional.

2. Bahasa Arab Klasik tergolong dalam kategori bahasa Topic-prominent.
Bahasa Topic-prominent adalah bahasa yang kalimatnya selalu dibagi dua bagian:
Topic dan Comment (dalam istilah bahasa Arab dinamakan Mubtada' wa Khobar). Contoh lain bahasa Topic-prominent adalah bahasa Indonesia, bahasa Melayu, berbagai bahasa Cina, bahasa Jepang, bahasa Korea, dlsb.

Dalam bahasa Topic-prominent, tuturan yang lebih penting adalah Topic dan selalu lebih dahulu disebutkan, sedangkan informasi pelengkap Topic adalah adalah Comment, dan selalu ditambahkan belakangan setelah Topic.

___________________________________________________________
FITUR-FITUR TATA BAHASA ARAB
1. Kosa kata bahasa Arab dibagi ke dalam tiga kelompok:

  • Ism ((إسم)yaitu semua kata benda, kata sifat, penjumlah, dsb.), 
  • Fixl ((فعل)yaitu kata kerja), dan 
  • Harf ((حرف)yaitu kata bantu, kata depan, dsb.).

2. Fixl (kata kerja) bahasa Arab Klasik merupakan Triconsonantal root. Yaitu terdiri dari akar yang berupa tiga konsonan, beserta tambahan bunyi-bunyi lain yang memberikan informasi tambahan untuk akar tersebut. Misalnya kata: "kataba" (كَتَبَ (dia menulis)) terdiri dari konsonan K-T-B sebagai akar. Akar K-T-B bisa dimodifikasi Imbuhannya untuk membentuk makna lain tapi masih berkaitan dengan "kegiatan menulis". Misalnya "KaTaBtu" ((كتبتُ)saya menulis), "KiTaaB" ((كتابٌ)tulisan), "KaaTiB" ((كاتبٌ)penulis) "maKTuwB" ((مكتوبٌ)yang tertulis), "maKTaB" ((مكتبٌ)(meja)tempat menulis), "miKTaB" ((مِكتبٌ) alat menulis), dlsb.

3. Setiap Ism memiliki bentuk Tunggal, Ganda, & Jamak, serta termasuk dari salah satu jenis kelamin yaitu Maskulin atau Feminin. Bahkan kata-kata untuk benda mati pun digolongkan ke dalam salah satu jenis kelamin, jika bukan Maskulin ya Feminin.

4. Adanya Article untuk Ism. Ism yang ditambahi Article "al" menunjuk pada suatu hal tertentu, sedangkan Ism yang tidak ditambahi Article menunjuk pada suatu hal secara sembarang. Contoh:
dengan Article --> اَلْجَمَلُ (al-jamal(u)) = unta itu
tanpa Article --> جَمَلٌ (jamal(un)) = unta

5. Pada Ism dan Fixl ada Penanda Status (إعرب). Artinya suatu bentuk kata menunjukkan kata tersebut dalam status apa.

  • Ada tiga status Ism (Rofa', Nashob, & Jarr) dan 
  • tiga status Fixl (Rofa', Nashob, & Jazm).

6. Fixl Bahasa Arab dapat dibagi menjadi 2 kategori:

  1. Fixl Maadhiy (Telah selesai sempurna (Perfect)).
  2. Fixl Mudhori' (Belum selesai sempurna (Imperfect)). Dari Fixl Mudhori' dapat dimodifikasi untuk memberikan Mood berbeda, misalnya: Mood Subjungtif (mengandaikan), Imperatif (meminta atau melarang), & Jussif (menyarankan atau menyangkal).
___________________________________________________________
KUNCI TATA BAHASA ARAB KLASIK
Yang saya temukan ada 2 kunci tata bahasa Arab Klasik:

KUNCI 1:
Perhatikan Bentuk Kata. Kesalahan pada bunyi konsonan atau pada bunyi vokal dapat menyelewengkan fungsi kata atau makna kata. Selain itu, kata memiliki bentuk-bentuk khusus yang menyampaikan informasi yang bervariasi. Misalnya kata:
مُسْلِمٌ muslim = laki-laki Islam
مُسْلِمَةٌ muslimaH = perempuan Islam
مُسْلِمَانِ muslimaan = dua orang Islam
مُسْلِمُوْنَ muslimuwn = orang-orang Islam
مُسْلِمِيْنَ muslimiyn = orang-orang Islam (sama seperti kata muslimuwn tetapi berbeda fungsi)
مُسْلِمَاتٌ muslimaaT = perempuan-perempuan Islam 

KUNCI 2:
Penanda Status suatu kata menentukan apa fungsi kata tersebut dalam kalimat.
Sekarang saya tanya: "Apa persamaan dan perbedaan Muhammad(un), Muhammad(an), dengan Muhammad(in)?"
Jawabnya: ketiganya sama makna tetapi berbeda fungsinya dalam kalimat.

___________________________________________________________
SEKARANG, JIKA ANDA INGIN BELAJAR BAHASA ARAB KLASIK
Anda perlu melewati kedua tahap ini:
1. Pelajari bentuk-bentuk serta modifikasi masing-masing Ism dan Fixl (adapun Harf tidak berubah bentuk oleh karena itu bisa di-skip ke tahap kedua). Anda dapat googling pelajaran bentuk-bentuk kata ini dengan kata kunci "shorof bahasa Arab"
2. Kemudian, pelajari struktur penyusunan kalimat bahasa Arab dengan memperhatikan Penanda Status. Untuk tahap ini saya dapat membantu Anda dengan masuk ke post saya: Visualisasi Struktur Bahasa Arab Klasik. Namun sebelum itu, Anda harus memantapkan pengetahuan Anda tentang bentuk-bentuk kata bahasa Arab dengan melewati tahap pertama terlebih dahulu. ;-)

Coming soon: Visualisasi Struktur Bahasa Arab Klasik.

Selengkapnya...

Minggu, 18 November 2012

Tips-tips Berhenti Merokok


Taukah anda Rokok adalah NARKOBA!?
Rokok dapat dimasukkan dalam definisi narkoba. Di dalam pengertian narkoba, terdapat 3 kelompok zat adiktif yaitu; narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Nikotin yang merupakan salah satu komponen rokok merupakan zat psikotropika stimultant. Jadi sesungguhnya rokok itu adalah   narkoba juga. Bedanya rokok dilegalkan sedangkan narkoba diharamkan.
Rokok adalah satu-satunya narkoba yang dapat menyerang orang yang tidak turut menggunakannya. Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki resiko yang kurang lebih sama dengan perokok aktif untuk menderita jantung koroner, saluran nafas, katarak, dan bahkan kanker paru-paru. Sehingga tidak disangsikan bahwa rokok lebih berbahaya dibandingkan narkoba jenis lainnya.
Jika Anda adalah perokok berat maupun ringan dan berusaha untuk berhenti merokok, disini saya memberikan beberapa cara untuk meningkatkan peluang Anda berhasil berhenti merokok:
1.    Kurangi jumlah batang rokok yang dihisap per hari
Kurangi secara bertahap. Misalnya mengurangi jumlah batang mulai 2 batang perhari selama 1 minggu. Kemudian mengurangi jumlah batang pada minggu berikutnya.
2.    Kurangi kadar Nikotin per-batang rokok yang dihisap setiap hari
Setelah mengurangi batang, pada minggu berikutnya berusaha mengganti merk rokok dengan kadar tar dan nikotin yang lebih rendah
3.    Jauhilah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan merokok
Misalnya asbak, korek api, rokok, bungkus rokok dsb.
4.    Kenali keadaan yang berkaitan dengan kebiasaan merokok Anda
Misalnya setelah makan, waktu stress, sibuk kerja, saat santai, dll
5.    Jauhi tempat dimana ada banyak perokok
Godaan terbesar untuk merokok lagi adalah ketika pergi ke tempat dimana orang/teman biasa merokok.
6.    Gantilah kebiasaan pegang rokok
Dengan memegang benda lain seperti bolpoin/pensil di jari anda atau HP untuk mengalihkan perhatian
7.    Catat kemajuan Anda mengurangi rokok
Yang penting dilakukan adalah menetapkan kapan anda akan benar-benar meninggalkan rokok. Sementara itu catat setiap batang rokok yang anda isap, dimana dan dalam kondisi apa.
8.    Giat berolah raga
Untuk menyeimbangkan metabolisme tubuh, olahraga merupakan cara yang efektif untuk mengurangi ketergantungan terhadap rokok.
9.    Kurangi tidur larut malam
Tidur larut malam biasanya lebih enak sambil merokok. Oleh karena itu, perlu mengatur waktu lembur supaya tidak terlalu malam.
10.  Minum sari jeruk
Bagian paling sulit adalah ketika Anda harus mengatasi reaksi-reaksi akibat hilangnya asupan nikotin. Ini bisa berlangsung selama satu atau dua pekan. Tetapi Anda akan lebih mudah mengatasi reaksi-reaksi seperti mudah tersinggung, cemas, bingung, sulit konsentrasi, dan sulit tidur akibat menghentikan asupan secara jauh lebih cepat apabila  Anda banyak meminum sari jeruk selama masa itu.
11.  Kuatkan niat untuk berhenti merokok dan tetapkan tanggal kapan akan berhenti sepenuhnya
Setelah itu berkunjungnlah ke dokter (Klinik berhenti merokok) untuk meminta jalan keluar dari kerergantungan merokok.
12.  Minta orang terdekat untuk mendukung usaha Anda
Kiat ini sangat ampun karena bagaimanapun orang terdekat adalah bagian dari hidup kita. Jadi, kita tidak ingin orang yang kita sayangi sakit karena rokok,. Untuk itu Anda-lah yang bisa menjawabnya.
Selengkapnya...

Apa itu AIDS?


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sesungguhnya adalah kumpulan penyakit yang disebabkan adanya penurunan kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan berperan menghancurkan sel T helper yang berperan dalam kekebalan tubuh. HIV ini beredar di dalam cairan di seluruh tubuh

Fakta AIDS di Indonesia :

·         Perkiraan kasus tahun 2010: 120-180 ribu orang tertular.
·         Propinsi dengan kasus terbanyak: Papua, DKI, Jatim, Jabar, Bali, Riau, Sumut, Sulut, dan Maluku.
·         45-55% HIV tertular lewat jarum suntik.

Penularan:

·         Penularan terjadi pada orang sehat bila terjadi kontak antara orang yang sehat dengan cairan tubuh penderita.
·         Virus terdapat di saliva (air liur), airmata, cairan serebrospinal, & urin (air kencing).
·         Cara penularan efektif: Hubungan seks tanpa kondom dengan penderita, kontak dengan darah penderita, penularan dari ibu kepada anak pada saat hamil, pada persalinan, dan/atau melalui pemberian ASI
·         Penularan lain: Tatto, transplantasi organ, inseminasi buatan, dsb.

Resiko tinggi HIV:

·         Orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual
·         Pengguna obat-obatan dengan jarum suntik
·         Penderita PMS
·         Bayi dari ibu yang menderita HIV
·         Istri penderita HIV

HIV tidak menular pada :

·         Hubungan sosial
·         Kontak non seksual
·         Pemakaian bersama alat makan
·         Penggunaan toilet umum
·         Gigitan nyamuk/ serangga

Patogenesis (alur terjadinya HIV ):

·         HIV masukà ke kelenjar limfeà sindrom viremia akut (flu, viremia dengan keterlibatan kelenjar) selama 1-3 minggu

·         Serokonversi 1-3 bulan setelah infeksi, tapi pernah sampai 8 bulanà kemudian masa tanpa gejala, terjadi penurunan CD4

·         AIDS muncul 8-10 tahun setelah terinfeksi

Diagnosis :

·         VCT ( voluntary and testing)à prosedur sebelum dan sesudah pemeriksaan pada kecurigaan HIV
·         Lab: ELISA, Western blot
·         Pada pemeriksaan: CD4 (reaseptor pada limfosit T) < 200 , padahal normalnya CD4 800-1000
·         Muncul infeksi oportunistik ( Berkaitan dengan TBC, pneumonia pneumocystitis carini, kandidiasis esofagus, kriptosporodiosis, CMV, toksoplasmosis )

Gejala Mayor HIV :    

·         Berat badan turun lebih dari 10% dalam 1 bulan
·         Diare kronik selama lebih dari 1 bulan
·         Demam berkepanjangan selama lebih dari 1 bulan
·         Penurunan kesadaran dan gangguan imunologi
·         Demensia / ensefalopati HIV

Gejala Minor HIV :

·         Batuk menetap selama lebih dari 1 bulan
·         Dermatitis generalisata
·         Herpes zoster berulang
·         Kandidiasis orofaring
·         Herpes simplek kronis progresif
·         Limfadenopati generalisata
·         Infeksi jamur berulang pada genital wanita

HIV dan kehamilan :

·         Transmisi ke janin selama hamil, persalinan dan laktasi
·         Pengaruhnya: persalinan preterm, IUGR, stillbirth
·         Pencegahan hamil daengan double contraseption

Mencegah Penularan HIV :

·         Hindari penularan HIV pada pasangan usia subur
·         Hindari kehamilan pada ibu positif penderita HIV
·         Bila hamil hindari tranmisi ibu ke janin
·         Berikan support dan perhatian pada ibu penderita HIV
Selengkapnya...