Jumat, 19 Oktober 2012

Bagaimana Associative Mechanism Bekerja

Pada post Memori dan Cara Kerja Otak, saya menjelaskan inti dari cara kerja otak itu adalah asosiasi. Saya menyebutnya Associative Mechanism.

Namun pada artikel tersebut saya hanya menjelaskan apa yang terjadi di dalam tengkorak kecil kita, manusia, tanpa mencontohkan cara kerjanya di kehidupan nyata. Oleh karena itu dalam post ini saya akan memberikan contoh konkrit Associative Mechanism yang mungkin sudah sering Anda alami dalam kehidupan sehari-hari Anda, namun Anda belum menyadarinya atau tidak menghiraukannya.


  • Contoh 1:

Apa yang terpikir pada Anda jika saya mengatakan "pikirkan tentang besi". Anda pasti akan langsung terbayang mengenai suatu benda berwarna "abu-abu". Anda mungkin juga menghubung-hubungkannya dengan sifat "keras" atau "dingin". Bahkan ada yang jika mengingat benda besi dalam benaknya muncul kata "B - e - s - i". Lihat bagaimana suatu kata bereaksi "memanggil" (recall) ingatan yang lain?

Otak manusia menyetor memori tentang sesuatu dengan men-asosiasi-kannya dengan  sesuatu yang lain


  • Contoh 2:

Selain pada benda mati, memori manusia juga mengaitkan makhluk hidup dengan sesuatu.
Contohnya kita mengaitkan singa sebagai hewan buas:

Contoh paling populer nih, menghubungkan figur GT sebagai Koruptor :

Atau figur Cao Cao sebagai tiran yang jahat:


Padahal sebenarnya Cao Cao punya segudang prestasi dan kebaikan juga. Misalnya sistem Tuntian yang berhasil mengatasi masalah paceklik yang melanda Negeri Han, pembaruan sistem birokrasi yang kuat, dsb. Tapi orang-orang mencap dirinya jahat disebabkan portrayal dirinya pada media novel dan teater.

Contoh-contoh tersebut merupakan bukti Associative Mechanism. Namun begitu, dalam hal asosiasi dengan makhluk hidup, manusia memiliki Subjektifitas masing-masing, tergantung faktor pengetahuan, faktor pengalaman dan faktor emosionalnya masing-masing.

Misalnya mengenai singa, kebanyakan orang akan meng-asosiasikannya dengan sifat "buas", namun bagi pecinta singa mungkin ia akan meng-asosiasikannya sebagai hewan yang "mengagumkan" atau "butuh dilindungi", bagi pemburu singa mungkin singa akan di-asosiasikannya sebagai "ladang uang" atau "bulu indah", dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan asosiasi terhadap sebuah figur, mungkin bagi kebanyakan orang yang sering menonton teater tentang Cao Cao pasti dengan mudahnya meng-asosiasikannya sebagai "tiran". Namun bisa juga pada sebagian orang ia dianggap sebagai "pahlawan" atau diasosiasikan dengan "cerdas". Bagi orang yang membencinya sekalipun prestasi dan kebaikannya cukup banyak ia akan tetap meng-asosiasikan Cao Cao sebagai "jahat". Yah, semua tergantung pengetahuan, pengalaman dan faktor emosional masing-masing.


  • Contoh 3

Selain pada hal-hal konkret seperti benda mati dan makhluk hidup, hal-hal abstrak dalam otak manusia juga diatur dengan Associative Mechanism.

Apa sih hal-hal abstrak itu?
Saya contohkan sifat "besar", jika saya tanya seperti apa wujudnya hal "besar"? Anda akan kesulitan membayangkan "besar" (sebagai konsep) jika tidak dikaitkan dengan hal-hal konkret, kan? Misalnya "gedung" atau "gunung" atau apalah yang Anda anggap terkait dengan "besar". Akan tetapi hal-hal abstrak ini nyata, nyata dalam pikiran kita sebagai konsep bagi kita untuk memahami dunia di sekitar kita.

Selain hal-hal seperti sifat, hal-hal abstrak juga meliputi perasaan dan Kata Kerja.
Misalnya, bagaimana wujud "senang"? Anda pasti secara otomatis meng-asosiasikannya dengan manusia yang sedang senang. Atau, bagaimana wujud "ambil"? Anda tidak bisa membayangkan konsep "ambil" tanpa menyertakan sesosok manusia sedang melakukan "ambil".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think?? Share it here :)