Selasa, 29 Oktober 2013

Belajar Bahasa Manado (4) (akhir)



Bahasa Manado dan bahasa Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama: bahasa Melayu Tua. Sebagian besar kosa katanya sama saja. Namun banyak juga kosa kata yang sekilas mirip namun memiliki fungsi berbeda dalam kedua bahasa tersebut.
Dalam post ini saya mendaftarkan kosa kata bahasa Manado yang juga ada di dalam bahasa Indonesia, namun digunakan secara berbeda oleh penutur bahasa Manado.
Here we go!

JAGA
Kata ini dalam bahasa Indonesia sebatas bermakna “menjaga (sesuatu/seseorang)”. Namun dalam bahasa Manado, ada dua macam pengunaan kata ini: “menjaga (sesuatu/seseorang)” dan “sering/doyan”.
  • Jaga akang pa dia! = Tolong jagain dia.
  • Dorang yang jaga ta pe rumah = Mereka lah yang menjaga rumahku.

“jaga” yang bermakna “sering/doyan” sering kali dikontraksi menjadi “ja”. Polanya adalah “Ja(ga) + melakukan” = sering melakukan/doyan melakukan
  • Tong ley ja pigi kasana kwa’ = Kami sering pergi kesana juga kok.
  • Alo’ pe anjing ja bagigi = Anjingnya Alo’ doyan menggigit.


KUAT
Kata kuat dalam bahasa Melayu apapun berasal dari kata bahasa Arab: quwwaT (kekuatan). Dalam bahasa Indonesia ia bermakna “kuat, teguh, kokoh, mampu, tabah, dll.”. Dalam bahasa Manado, selain maknanya yang seperti itu, kata kuat juga memiliki makna “terus melakukan sesuatu berulang-ulang, melulu.”
  • Pe kuat dia eh. = Dia kuat banget.
  • Bakuat neh. = Yang tabah yah.
  • Dari tadi kuat bakauk tu anjing = Dari tadi anjing itu menggonggong melulu.
  • Huh! Kuat baganggu ngana eh! = Huh! Kamu mengganggu terus!


BAKU
Kata baku dalam bahasa Manado artinya “saling”. Sedangkan dalam bahasa Indonesia awalnya “baku” berarti “standar mula/mentah, dsb.”, namun akhirnya bahasa Indonesia menyerap kata “baku” yang berarti “saling” dari bahasa Manado. Yuk lihat:
  • Da ta-baku tabrak. = Ada saling tabrak.
  • Cuma baku sedu. = Cuma (saling)becandaan.
  • Baku hantam jo dang! = (Yuk) saling hantam aja deh (kita)!
  • Manjo’ baku tukar kwa’. = tukeran yuk.


SABANTAR vs NANTI
Oke, jadi pengalaman saya mengingatkan saya akan perbedaan konsep “sabantar” dan “nanti” dalam bahasa Manado dengan bahasa Indonesia. Dalam bahasa Manado “sabantar” berarti “nanti”, dan “nanti” berarti “sebentar lagi”.
Misalnya:
  • Sabantar malam. = Nanti malam.
  • Nanti kwa’! = Sebentar lagi dong!

Namun berhunbung pengaruh bahasa Indonesia yang semakin hari semakin kuat, penutur bahasa Manado (terutama yang sudah menetap di daerah lain) mulai menyesuaikan penggunaan kata “sabantar” dan “nanti” seperti penggunaan “sebentar” dan “nanti” dalam bahasa Indonesia.

LAJU
Laju dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai kata benda, sinonim dengan “kecepatan”. Contoh:
Laju mobil itu semakin bertambah.
Namun laju dalam bahasa Manado umumnya digunakan sebagai kata sifat dan kata kerja. Contoh:
  • Pe laju depe balari! = Cepat banget larinya!
  • Balaju kwa’! = Cepetan dong!

Dalam bahasa Manado, kata laju tidak digunakan sebagai kata benda, melainkan bahasa Manado mengadopsi kata “kecepatan” untuk itu. Contoh:
Setambah depe kecepatan! = Tambahkan kecepatan!

BOLE vs BISA
Dalam bahasa Manado, bole artinya “boleh/bisa/mampu”. Dalam bahasa Manado kata “bisa” hanya berarti “racun (ular/serangga/dsb).”. Anda tidak dapat menggunakan kata “bisa” untuk makna “kemampuan/kebolehan.”
  • Bole pigi torang? = Kami boleh pergi?
  • Bole babawa oto kita. = aku bisa/mampu mengendarai mobil.
  • Bae-bae depe bisa. = Hati-hati dengan bisa(racun)nya.


MUSTI
Kata ini berasal dari bahasa Inggris “must” atau bahasa Belanda “moet(en)” yang berarti “pasti/harus”. Dalam bahasa Indonesia kata musti bermakna “harus”. Dalam bahasa Manado kata musti bermakna “harus” atau “pasti”.
  • Memang musti bagitu. = memang harus begitu.
  • Dia musti so makang. = Dia pasti sudah makan.
  • Musti itu! = Pasti itu! / Harus itu! (tergantung konteks)

Namun penggunaan musti dalam arti “pasti” makin lama makin langka. Penutur bahasa Manado sekarang telah mengadopsi kata pasti dari bahasa Indonesia dan lebih sering menggunakannya. Hanya, informasi ini tetap berguna jika suatu saat Anda berbicara dengan penutur bahasa Manado yang menggunakan kata musti untuk “pasti”.

KALAMARING (KLAMARING)
Kata ini dalam bahasa Manado hanya terbatas pada “kemarin (dalam konteks sehari atau dua hari lalu) atau hari tertentu barusan”. Kata klamaring tidak lazim digunakan seperti kata kemarin dalam bahasa Indonesia untuk menyebut waktu yang lebih lampau daripada dua hari lalu atau waktu lampau yang tidak tentu.
  • (BENAR) Klamaring = satu hari lalu
  • (BENAR) Klamaring dulu = dua hari lalu
  • (SALAH) Klamaring = kemaren (lebih lampau dari satu-dua hari lalu)
  • (BENAR) Tu hari = kemaren (lebih lampau dari satu-dua hari lalu)
  • (SALAH) Minggu klamaring = minggu kemaren
  • (BENAR) Minggu klamaring = hari minggu barusan
  • (BENAR) Taong lalu = tahun lalu / tahun kemarin


Oke, jadi sebenarnya ada banyak lagi kosa kata bahasa Manado yang memiliki penggunaan berbeda dengan kata yang sama dalam bahasa Indonesia. Namun kosa kata di atas saya kira cukup untuk awal pembelajaran.

Seperti yang saya katakan dalam post seri pertama, cara belajar bahasa Manado yang terbaik adalah dengan mendengarkannya secara langsung. Anda dapat mencari teman yang bisa berbahasa Manado di sekitar Anda, atau Anda dapat langsung pergi ke salah satu kota di semenanjung Sulawesi Utara: Manado, Bitung, Tomohon, Kotamobagu, Gorontalo, Tahuna, dsb. Hehe..

Selamat belajar dan having fun! ;-)



Selengkapnya...

Rabu, 23 Oktober 2013

Belajar Bahasa Manado (3)


Hey pembaca setia, saya baru mendapat waktu lowong untuk nge-post lagi tentang bahasa Manado nih. Manjo’ tong balajar! J

CARA MEMBENTUK KALIMAT
Membentuk kalimat bahasa Manado sangat luwes:
  • Torang _ tentara (kita adalah tentara)
  • Tentara _ torang
  • Dia _ tape guru (dia guruku)
  • Tape guru _ pa dia
  • Dorang _ da pi nae gunung (mereka pergi mendaki gunung)
  • Da pi nae gunung _ dorang
  • Dorang _ da bamakang tinutu’an (mereka sedang makan bubur manado)
  • Da bamakang tinutu’an _ dorang
  • Mama nya’ kase akang doi _ pa kita (ibu tidak memberikan uang padaku)
  • Kita _ mama nya’ kase akang doi


Kecuali untuk kalimat majemuk, induk kalimat (Independent Clause) harus mendahului anak kalimatnya (Dependent Clause). Menukar keduanya akan membuat kalimat terdengar aneh.
  • Kita tahu _ ngape kalakuang (aku tahu perbuatanmu)
  • Dia nintau _ tong so pigi (dia tidak tahu (bahwa) kami sudah pergi)


BEBERAPA KATA HUBUNG
Ley merupakan kontraksi dari kata “lagi” yang berarti “juga” dan “lagi”.
  • Kita ley (aku juga)
  • Ngana ley (kamu juga)
  • Torang ley (kami juga)
  • So pigi ley (sudah pergi lagi)
  • Dia ley _ da makang (dia juga sedang makan)
  • Da bamakang ley _ dia (dia juga telah makan)
  • Kita ley _ nintau’ (aku juga tidak tahu)
  • Kita nintau ley (aku tidak tahu juga)

Kong artinya “terus”, “lalu”
  • Kong abis itu ... ( terus setelah itu ...)
  • Kong dia dang? (terus, dia (gimana)?
  • Kong dia bilang... (lalu dia berkata ...)


Kalu artinya “kalau”, “jika”, “seandainya”, “apabila”, dsb.
  • Kalu bagitu ... (kalau begitu)
  • Kalu torang... (adapun kami...)
  • Kalu nga seciri, mo ancor dia (kalau kamu menjatuhkannya, ia akan hancur)
  • Kalu nga da minta tadi, bagini ngana so dapa (seandainya kamu meminta(nya) tadi, begini sudah kamu dapatkan)


Biar (ley) artinya “biar(pun)”, “walau(pun)”, “meski(pun)”
  • Biar ley nga mo tola.. (walapun kamu mendorong (nya) ... )
  • Biar ley ngoni mo badola, ta nya’ tako (biarpun kalian mau menghadang(ku), aku tidak takut)
  • Tetap bodok dia, biar so balajar ley (dia tetap bodoh meski sudah belajar pun)


DAFTAR KONTRAKSI
  • kita à ta
  • ngana à nga
  • ngoni à ngo
  • dia pe à depe
  • torang à tong
  • dorang à dong


  • nyanda’ à nya’ / nda’
  • nyanda’ bole à nimbole’
  • nyanda’ mau à nimau’
  • nyanda' tau à nintau
  • ada à da
  • mau à mo
  • sudah à so
  • sudah mau à somo
  • pigi (pergi) à pi
  • coba à co
  • pada à pa

  • me- à ba
  • mau me- à m’ba-
  • sudah akan me- à som’ba-

  • kasih à kase à se
  • memasukkan à kase maso à semaso
  • memberitahukan à kase tau à setau

  • berikan (!) à kase akang à se’akang
  • dimasukkan (!) à kase maso akang à semaso akang
  • turunkan (!) à kase turung akang à seturung akang
Catatan: “akang” digunakan untuk meminta seseorang melakukan perbuatan terkait sesuatu.

* * *
Bersambung....
Selengkapnya...

Jumat, 19 April 2013

Belajar Bahasa Manado (2)

Mat pagi samua! :)
Di post iNI, torang mo kase LAnjut babalajar bahasa maNAdo nEH? :)

Di post ini, kita akan melanjutkan pembelajaran bahasa Manado ya.. :)


TIAP BAHASA MEMILIKI KEUNIKAN
Setiap bahasa yang pernah saya pelajari memiliki keunikan-keunikan yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya.

Contohnya, bahasa Mongondow memiliki keunikan sistem Kata Ganti yang tidak bisa ditemukan di bahasa lain (kecuali bahasa Lolak yang merupakan "saudara" dekat bahasa Mongondow). Bahasa Jepang memiliki variasi kata ekspresif yang sangat luas sekaligus spesifik, ini membuat mereka dapat menyatakan beratus-ratus level ekspresi yang berbeda. Tidak ada bahasa yang dapat menandingi ke-detilan bahasa Mandarin dalam menamakan tiap-tiap benda alam dan anggota-anggota keluarga. Tiada bahasa yang dapat menyamai presisi makna, power, dan kefasihan bahasa Arab. Dan cara pengucapan yang rumit dan kosa kata yang terus berkembang pesat adalah keunikan bahasa Inggris.

Lalu apa yang menjadi keunikan bahasa Manado yang membedakannya dengan bahasa lainnya di dunia ini?

Para ahli bahasa mengatakan bahwa keunikan bahasa Manado adalah Partikel Percakapan yang sangat banyak juga bersifat tonal. Sebenarnya setiap bahasa memiliki Partikel Percakapan. Misalnya bahasa Indonesia gaul memiliki Partikel misalnya "dong", "sih", "deh", "yah", dll. Namun bahasa Manado memiliki sangat banyak Partikel Percakapan, dan sering juga satu Partikel memiliki lebih dari satu fungsi.

Posisi Partikel Percakapan adalah di belakang kata yang ingin dilekatkan fungsi dari Partikel tersebut. Misalnya fokus Partikel itu pada Subjek, maka posisinya setelah Subjek, begitu juga jika fokusnya pada Kata Kerja atau pada Objek maka Partikel tersebut disebutkan setelah Kata Kerja atau setelah Objek.


(Catatan: huruf "e" dalam bahasa Manado HARUS dibunyikan seperti e dalam kata "ngapel". Dalam bahasa Manado tidak ada dua macam e seperti dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa)


MENEKANKAN/MENYARANKAN

  • Yah, begitu lah --> baGItu nOH
  • Diperbaiki deh --> sebae-bae nOH
  • Gue juga pergi kok --> KIta ley PIGi kwa'
  • Kamu pergi saja --> ngana PIgi jo kwa'
  • Enggak kok --> nYAnda' kwa'
  • Nyapunya yang bersih dong --> se bersIH kwa' basapu
  • Kalo begitu, jangan --> JAngan dang


MENGINGATKAN/MEMINTA

  • Gue juga dong --> KIta ley dang?
  • Datang dong --> DAtang kwa'
  • Pergi saja yah --> PIgi jo kwa'
  • Gue juga yah --> KIta ley nEH?
  • Jangan lupa yah --> JAng LUpa nEH?
  • Anak yang itu tuh --> tu anak itu dANg


MENCERNA INFO DARI LUAR

  • Katanya "bla bla bla" --> "bla bla bla" kata
  • Katanya sih bagus --> dia bilang BAgus kata
  • Maksudnya ini apaan? --> Apa kata ini depe maksUd?


MENYATAKAN KETIDAKPASTIAN

  • Mungkin dia tahu --> mungkin dia TAu stow
  • Mungkin dia belum datang --> bulum DAtang stow DIa
  • Mungkin hanya dia yang belum datang --> DIa stow yang bulum DAtang
  • Dikiranya ini apaan kali ya --> dia kirA ini Apa stow


MENYADARI/TERKEJUT/MENEMUKAN

  • Eh, ternyata Ungke' yang bersembunyi --> Eh, Ungke' katu' yang basambunyi
  • Sudah tidak ada ternyata --> So nda' ada katu'


MEMBERIKAN SARAN/INFO YANG BERLAINAN DENGAN SARAN/INFO AWAL

  • Jangan percaya sama dia --> JAng percaya katu' pa DIa
  • Nah, ternyata seharusnya begini --> nah, baGIni katu' 


MEMASTIKAN

  • Iya kan?  --> Iyo tOH? atau Oy tOH?
  • Mobilku bagus kan? --> tape Oto BAgus tOH?
  • Kalian sudah mengerjakan PR kan? --> NGOni so babekeng pe-er tOH?
  • Begitu yah? --> baGItu kang?
  • Si Dian cantik banget ya.. --> pe GAga Dian kang?
  • Rumahnya besar ya.. --> pe PAi depe RUmah kang?
  • Begitu kah? --> baGItu sOh?
  • Emangnya kalian udah makan? --> NGOni so MAkang sOh?
  • Kamu baik-baik saja kan? --> da bae-bae jO NGAna?
  • Kakek sehat kan? --> Opa da sehat-sehat jO?


MEMINTA SARAN

  • Filmnya bagus? --> BAgus jO tu FElem?
  • Lampunya gue matiin ya? --> ta moseMAti jO tu LAmpU?
  • Gue aja yang ngendarain mobil lu ya? --> KIta jo yang babawa ngana pe Oto nEH?



MENGIZINKAN

  • Bawa saja --> BAwa jo
  • Datang saja --> DAtang jo


Dan masih ada beberapa Partikel lagi yang lebih jarang digunakan.

Bagaimana, sulitkah Anda mempelajari Partikel?
Tata Bahasa Manado memang bagaikan seni. Anda tidak dapat menebak aturannya dengan pasti. Anda harus turut merasakan energi emosi positif maupun emosi negatif yang terkandung dalam tuturan penutur bahasa Manado. Anda harus banyak melibatkan otak kanan Anda. Satu-satunya cara adalah Anda harus menyelami bagaimana penutur bahasa Manado berbicara dalam kesehariannya, karena bahasa Manado sangat tergantung pada konteks dan nada suara penuturnya. ;-)

(BERSAMBUNG)
Selengkapnya...

Belajar Bahasa Manado (1)

Hey guys.. pembaca setia blog ini.. :D

Kali ini saya akan berbagi mengenai my-native-tongue: bahasa Manado.
Yap, bahasa Manado adalah bahasa pertama yang saya pelajari semenjak saya masih di buaian mama saya. Sedangkan bahasa Indonesia yang sedang saya gunakan ini merupakan bahasa ketiga saya. Jangan heran ya, orang Mongondow memang rata-rata bilingual sejak kecil (karena sering terekspos dengan bahasa Manado dan bahasa Mongondow). Dan pada usia remaja, setelah mempelajari bahasa Indonesia, orang Mongondow seperti saya menjadi trilingual! Haha...
Oke, sudah cukup sesi ngelantur saya.

Mungkin ada dari Anda  yang belum begitu mengenal bahasa Manado. Jadi saya jelaskan terlebih dahulu.

Bahasa Manado adalah bahasa pengantar (lingua franca) yang dituturkan oleh berbagai suku di semenanjung Minahassa (yaitu salah satu dari empat semenanjung besar Pulau Sulawesi, berpangkal dari ToliToli hingga tanjung Likupang dan seterusnya sampai ke kepulauan Sangihe-Talaud).

Bahasa Manado masih termasuk salah satu rumpun Melayu, oleh karena itu penutur bahasa Indonesia cukup mudah mempelajari bahasa ini.  Yang membedakannya dengan bahasa Indonesia adalah tata bahasa Manado banyak terpengaruh dengan tata bahasa Belanda dan adapun aksennya seperti aksen bahasa Portugis.
Cara terbaik untuk mempelajari bahasa Manado adalah dengan banyak-banyak mendengarkannya. Karena bahasa ini sangat bergantung pada alunan dan posisi tekanan suara untuk menyampaikan makna. Terutama ketika mempelajari Partikel (sebagian besar Partikel-nya bersifat tonal, yaitu hanya dapat difahami fungsinya dengan memperhatikan nada suara). Anda tidak akan berhasil menguasai bahasa Manado jika hanya bergantung pada teks tertulis.

Namun, belajar dari teks tertulis juga tidak apa-apa untuk memulai mempelajari bahasa eksotis ini. :D


MULAI DARI MANA?
Penutur bahasa Indonesia cukup mudah mempelajari bahasa ini karena banyak sekali kata-kata bahasa Manado yang mirip dengan bahasa Indonesia. Meskipun banyak kosa kata bahasa Manado yang berasal dari bahasa Belanda, Portugis, & bahasa-bahasa suku-suku lokal, penutur bahasa Manado sangat "memaafkan" penggunaan kosa kata bahasa Indonesia dalam percakapan kok. :D

Nah mai kita mulai, paling sering orang memulai mempelajari bahasa Manado dengan menghafal set Kata Ganti-nya:

Bahasa Indonesia --> Bahasa Manado
Saya/aku   =   kita / Ta
Kamu   =   NGAna / Nga
Kalian   =   NGOni
Dia   =   DIa / De
Mereka   =   DOrang / Dong
Kita/kami   = (ki)TOrang / Tong

Kemudian set Kata Tanya-nya:
Bahasa Indonesia --> Bahasa Manado
Apa = Apa
Siapa = SApa
Kapan = KApan
Dimana = diMAna
Berapa = baRApa
Mengapa/Kenapa = kYApa
Ada apa? = da kYApa?
Ngapain? = baApa?
Bagaimana = Bagimana/ Bammana


SELANJUTNYA?
Bagian paling tricky bagi penutur bahasa Indonesia adalah pola Frase Kepemilikan bahasa Manado, yang ditandai dengan Partikel "pe". Pola Frase Kepemilikan bahasa Manado mirip dengan pola yang ditemukan dalam bahasa Melayu Timur, yaitu: Pemilik+pe+YangDimiliki

kita pe KAka' = kakakku
kita pe Oto = mobilku
tape DOi = uangku
tape haPE = handphone-ku
NGAna pe RUmah = rumahmu
NGAna pe suDAra = saudaramu
NGOni pe TAu = tanggungjawab kalian (kalian yang tahu)
NGOni pe koBOng = kebun kalian
depe SAlah = salahnya
depe ARti = artinya
depe Idong, MAncung = hidungnya mancung
depe TAmpa = tempatnya
depe lasTE = akhirnya
dongpe MUlu = mulut mereka
dongpe Anjing = anjing(milik) mereka
tongpe taMAng = teman kami
tongpe karJA = pekerjaan kami


POTONGAN-POTONGAN YANG SANGAT BERGUNA
Berikut potongan-potongan bagian kalimat yang sangat lazim muncul dalam kalimat bahasa Manado.
Saya menyusunnya dan menyeleksinya sedemikian rupa untuk memfasilitasi Anda yang suka belajar dengan metode tradisional, yaitu menghafal.
(Sorry saya belum sempat menemukan metode-metode "curang" untuk belajar bahasa Manado...hehehe)

nYAnda' / nDA' / nya' = tidak
buLUm  = belum
nimAu'  = tidak mau/tidak suka
nimbOle' = tidak boleh
nya' DApa = tidak bisa/tidak dapat
suka' = ingin
saNAng = senang
kurang saNAng = tidak senang

Kata "da" merupakan kontraksi dari kata "ada". Menunjukkan keadaan yang sudah berlalu maupun yang sedang berlangsung. Anggaplah kata "ada" pada terjemahan di bawah ini dapat diartikan "telah" atau "sedang", tergantung konteks pembicaraan.
da MAkang = ada makan
da MAndi = ada mandi
da PIGi = ada pergi
da KOre = ada menyentuh
da NAe = ada naik
da baNae = ada memanjat
da baSIrang bunga = ada menyiram bunga
da baMAin = ada bermain
da baMAsa' = ada memasak
da batoGOr = ada menegur
da bakaLAe = ada berkelahi
da TIdor = ada tidur
da baku PUkul = ada saling pukul
da baku SEdu = ada saling bercanda
da baku MAra = ada saling marah
da baku suka' = ada saling suka
da baku DApa = ada berjumpa
da tamalinTUang = ada terjungkal
da tamalimBUku = ada kusut
da taCOlo = ada tercelup (di lumpur, air, jebakan, dsb.)
da baCOlo = ada menceburkan diri/mencelupkan sesuatu (tergantung konteks)
da taBUang = ada tumpah
da taLUcur = ada melorot
da taTOki = ada terbentur
da taBAnting = ada jatuh (karena lari)
da CIri = ada jatuh (dari ketinggian)
da KAse = ada memberi
da seCIri = ada menjatuhkan
da seMAkang = ada kasih makan
da seHIdop = ada dihidupkan
da sesaNAng = ada disenangkan
da seTIdor = ada ditidurkan
da seTAmbah = ada ditambahkan
da seNAe = ada dinaikkan
da baseNAe akang = ada digunakan untuk menaikkan
da BIlang akang = ada dibilangin
da KAse akang = ada diberiin
Partikel "so" digunakan untuk menyatakan Completion (keselesaian).
so MAkang = sudah makan
so PIGi = sudah pergi
so MAsa' = sudah matang
so baMAsa' = sudah memasak
so Abis = sudah habis
so SUdah = sudah selesai
so MAti = sudah mati
so mangANto = sudah mengantuk
so LAt = sudah terlambat/sudah larut malam


Kata "mo" mungkin merupakan kontraksi dari kata "mau". Partikel ini digunakan untuk menyatakan niat atau prediksi masa depan.
mo BUnung = mau mematikan/membunuh (tergantung konteks)
mo baku dApa = mau ketemuan
mo Ilang = nanti hilang
mo LAp = akan menampar/me-lap (tergantung konteks)
mo CUci = mau mencuci
mo Inga = akan mengingat-ingat
mo SAki' = akan sakit
somo MAti = dah hampir mati
somo seMAti = dah akan dimatikan
somo CIri = dah hampir jatuh
somo PIGi = dah mau pergi
somo taTIdor = hampir tertidur
somo TIdor = dah siap2 tidur
somo MAndi = dah siap2 mandi
somo MAlam = dah hampir malam
somo SAmpe = dah hampir sampai

Kata "pa" merupakan kontraksi dari kata "pada". Kata ini biasa disebutkan setelah Kata Kerja Transitif dan sebelum Objek yang mewakili manusia. Seperti pada kalimat:

kita CINta pa NGAna = aku cinta (pa) kamu
kita BINci pa DIa = aku benci (pa) dia
Apan suka' pa Rini = Apan senang (pa) Rini
mama' da kase DOi pa tape Ade' = mama ngasih duit (pa) adikku
kiTA harGAi pa nga pe papa' = aku menghargai (pa) bapakmu

Tapi kata "pa" pada umumnya tidak bisa disebutkan sebelum kata yang menunjukkan pada benda mati kecuali jika kata "pa" di dahului oleh kata depan "di" (lihat lebih ke bawah lagi)

(Salah->) mama' da bamasa' pa sayor GEdi
(Benar->) mama' da bamasa' sayor GEdi
(Salah->) Ari da CUci pa tongpe oto
(Benar->) Ari da CUci tongpe Oto

pa KIta
pa NGAna
pa NGOni
pa DIa
pa DOrang
pa TOrang
pa [isi dengan nama orang atau mangkubi' disini :p ]
Inga-inga, yang penting setelah kata "pa" harus lah Objek yang menunjuk pada seorang atau sekelompok manusia.

Tantangan nih.. apa terjemahan dari kalimat "kita mo TOki pa NGAna" ? :p
Lihat lagi deh kosa kata di atas... :)

Selanjutnya yang patut diketahui adalah kata depan "ka" (artinya: ke), "di", "deng" (artinya: dengan/bersama/dan), dan "vor" (artinya: untuk).
ka Manado
ka Kotamobagu
kamana?
ka TEngah
ka LUar
di LUar
di DAlam
di SAna
di SIni
di SItu
di Jakarta
di pa tongpe RUmah
di pa sapa pe koBOng
deng SApa?
deng KIta
deng NGAna
deng NGOni
deng DIa
deng DOrang
deng TOng
vor KIta
vor NGAna
vor NGOni
vor DIa
vor tape orang TUa
vor tape Anak deng BIni
vor DOrang pe kasaNAngan
vor tongpe kebahagiAan

Oke, saya rasa sampai disini dulu post kali ini, nanti torang mo lanjut ley.. hehehe

(BERSAMBUNG)

Update 14/9/2018
Mau belajar bahasa Manado lebih dalam? Kunjungi balajarmanado.com
👍👍👍
Selengkapnya...

Minggu, 24 Maret 2013

Nilai Diri

Nilai diri kita bukanlah dari apa yang kita miliki.
Akan tetapi nilai diri kita adalah dari perbuatan kita, kontribusi kita terhadap dunia.

Jangan gantungkan nilai diri dari harta benda yang dimiliki. Karena harta benda bisa datang dan pergi.
Jangan gantungkan nilai diri kita dari jabatan yang dimiliki. Karena jabatan bisa diberikan dan dicabut.
Jangan gantungkan nilai diri kita dari gelar dan atribut. Karena gelar dan atribut dapat menjadi kehinaan jika tiada bermanfaat.

Berkontribusi lah. Karena kontribusi tiada akan terhapus walau dilupakan. Dengan kontribusi, manusia benar-benar menjadi manusia. Itu lah nilai diri kita yang sejati. :)


Selengkapnya...

Kamis, 21 Maret 2013

Blog Khusus Tata Bahasa Jepang

Berhubung banyaknya pengunjung blog ini yang ternyata searching tentang bahasa Jepang. Saya membuat blog khusus untuk mempelajari tata bahasa Jepang. Insyaa Allah akan memuat topik tentang tulisan bahasa Jepang juga :-)

Selain itu blog ini juga dilengkapi latihan unik untuk meng-integrasikan bahasa Jepang ke dalam otak bawah sadar dan keseharian Anda secara alami.

Check it out and Enjoy it! :-D
http://tata-bahasa-jepang.blogspot.com/
Selengkapnya...

Sabtu, 23 Februari 2013

Berlatih Jangan Asal Berlatih

Kita tentunya sudah tidak asing dengan ungkapan "Practice Makes Perfect" atau "Berlatih membuat (kemampuan) menjadi sempurna".

Secara neurologis (ilmu yang mempelajari tentang otak), berlatih membuka sebuah jalur neuron (neural pathways) baru di otak, dan semakin banyak berlatih, maka jalur tersebut akan semakin kuat dan besar. Ibaratnya jika sebuah jalur tercipta di sebuah padang rumput akibat terinjak-injak oleh kaki manusia atau hewan yang lewat, lalu jalur kecil itu digunakan berulang-ulang, maka jalur itu akan semakin tampak dan besar dan lambat laun dapat menjadi sebuah jalan raya.

Artinya, jalur neuron apapun yang terbentuk akan menjadi kuat dengan semakin seringnya berlatih.
Jalur neuron dalam otak kita ibarat jalur kecil di padang rumput. Semakin sering dilalui semakin ia tampak dan membesar.
Begitu juga semakin sering berlatih, semakin kuat jalur neuron yang tercipta.
(Sumber gambar: www.visualphotos.com)

Masalahnya adalah tidak semua latihan dapat mengarah pada hasil yang positif.
Jika konten atau cara latihan awal sudah keliru tanpa adanya introspeksi terhadap konten atau cara tersebut, maka latihan-latihan selanjutnya akan semakin memperkuat kekeliruan awal bahkan bisa sampai pada taraf sangat sulit diperbaiki.

Contohnya, seseorang belajar bermain tenis. Pada latihan pertama ia memiliki cara-cara yang keliru dalam bermain, tapi tidak ada yang memperbaikinya atau ia sendiri tidak punya keinginan untuk mengetahui apakah ada yang keliru dari caranya atau tidak. Semakin ia berlatih maka ia melatih dan memperkuat kekeliruannya tersebut. Sampai suatu saat ia belajar pada seorang pelatih tenis profesional yang memberitahu kekeliruan-kekeliruannya. Namun latihan-latihannya yang terdahulu telah membuat kekeliruannya sangat sulit diperbaiki, dan ia terus menerus berbuat kekeliruan. Itulah dampak keliru dalam berlatih.

Maka seyogya-nya dalam berlatih, jangan asal berlatih. Jika Anda ingin berlatih yang menghasilkan kesempurnaan yang positif, maka berlatih lah dengan konten dan cara yang benar. Keliru sesekali tidak masalah, asalkan ketika kekeliruan terjadi maka langsung diperbaiki.

Berlatih memang menjadikan kemampuan menjadi sempurna.Melatih yang benar dengan penuh kesungguhan akan menjadikan kemampuan menjadi sempurna benarnya.Melatih yang keliru dengan penuh kesungguhan akan menjadikan kemampuan menjadi sempurna kekeliruannya.Maka hati-hati lah dalam berlatih. 
Selengkapnya...

Jumat, 01 Februari 2013

Belajar Bahasa dengan Proses Alamiah (Peran Keyword Bahasa)

Apa sih yang lebih sulit dipelajari daripada bahasa? Saya rasa tidak ada yang lebih sulit daripada mempelajari suatu bahasa.

Matematika? Biologi? Statistika? Fisika? Kimia? Lewaaat, semua ilmu alam dapat "ditaklukkan" dengan imajinasi dan kalkulasi. Ilmu sosial? Akuntansi? Ekonomi? Hukum? Ah, ilmu praktis seperti itu lebih familiar sehingga dapat dipelajari dengan mudah. Ilmu-ilmu tersebut dapat Anda pelajari dalam hitungan bulan kalau bukan hitungan minggu. Namun bahasa?

Mempelajari bahasa adalah hal yang sangat sulit. Kecuali pada segelintir orang yang entah karena bakat atau cacat yang membuat mereka dapat mempelajari bahasa dalam waktu super singkat (saya berasumsi Anda tidak merasa merupakan salah satu dari segelintir itu). Terbukti pada umumnya anak kecil, butuh kira-kira dua tahun silent period (masa diam) baginya sebelum ia mengucapkan kata pertamanya, dan butuh kira-kira lima tahun lagi baru ia bisa menguasai seluruh aspek bahasa ibunya. Nah bagaimana pula pelajar bahasa yang lebih dewasa? Banyak yang butuh bertahun-tahun untuk mempelajari bahasa baru. Itu pun banyak yang gagal mencapai kemahiran minimum.

Kali ini saya berbicara dalam konteks belajar bahasa baru (asing). Selama berabad-abad beragam metode pembelajaran bahasa diciptakan untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa. Dari pengajaran dengan bentuk penyampaian biasa, dengan bentuk drilling kasar, dengan pengulangan, dengan pemberian otonomi, sampai dengan petunjuk interaktif. Beberapa lebih ampuh daripada yang lain. Apa yang membuat sebuah metode lebih ampuh daripada yang lain? Setelah observasi atas beragam metode, saya menyimpulkan bahwa metode yang lebih memfasilitasi proses alamiah pembelajaran lebih ampuh daripada yang kurang memfasilitasinya.
Pendeknya, metode yang alamiah lah yang lebih ampuh.

Banyak pengajar dan pelajar yang belum menyadari ini atau tidak mau tahu akan hal ini. Kebanyakan kita belajar bahasa dengan menggunakan rumus-rumus. Seperti belajar ilmu sains. Pendekatan seperti itu memang bermanfaat untuk mempelajari ilmu sains, namun sangat tidak efisien dan sangat tidak efektif untuk mempelajari bahasa. Rumus tidak akan banyak membantu Anda dalam usaha Anda belajar bahasa, simply karena otak kita, manusia, tidak memproduksi bahasa berdasarkan rumus.

Saya jelaskan. Kita tahu bahwa otak kita itu seperti jaring. Baik isinya maupun cara kerjanya. Anggap lah satu paket memori tentang sesuatu disimpan dalam satu node yang terhubung dengan node-node lainnya. Seperti ini:


Ketika kita menghafal rumus, entah itu rumus matematika, fisika, maupun rumus struktur bahasa yang sering diajarkan di sekolah-sekolah itu, memori tentang rumus itu akan disimpan ke dalam satu node (hanya satu node).
Satu rumus masuk ke dalam satu node (warna oranye).
Kalau rumus tersebut kita perlukan, maka kita tinggal me-recall satu node tadi, kemudian tiba-tiba kita dapat menuliskannya kembali. Aha!

Namun bahasa punya proses yang berbeda. Anggap lah dalam satu node tersimpan satu kata atau satu frase. Ketika kita ingin mengucapkan sesuatu, node-node berisi memori tersebut akan saling dikaitkan dengan hubungan yang tepat, juga dikoordinasi agar mulut (yang hanya mampu mengucapkan kata secara berurutan) mampu mengucapkannya dengan tepat. Seperti ini:
Satu node berwarna oranye melambangkan satu kata atau satu frase.
Node berwarna hijau mengkoordinasi gerakan mulut.
Jadi jelas lah bahwa "rumus tata bahasa" tidak dapat banyak membantu akuisisi bahasa.

Nah, ini lah perbedaannya: rumus itu ibarat sebuah sendok yang disimpan di dalam suatu laci di bengkel, adapun bahasa ibarat suatu mesin yang spare partnya tersebar di segala penjuru ruang bengkel dan harus dirakit dengan cepat sebelum dikeluarkan. Sendok bukan lah spare part. Kita sering terjebak memikirkan bahwa rumus adalah kerangka dan dengan otomatis dapat merubah pola fisik otak kita, namun sesungguhnya rumus hanyalah satu titik memori yang dikeluarkan bukan untuk merakit "mesin", melainkan untuk memfungsikan sesuatu di luar otak kita (luar otak yang saya maksud beda dengan istilah "di luar kepala"). Adapun bahasa adalah suatu konsolidasi rangkaian memori yang diambil dan disusun di dalam otak kita sebelum dikeluarkan. Begitu peng-ibaratannya.


OTAK SADAR DAN OTAK BAWAH SADAR

Satu hal juga yang patut Anda ketahui: proses berbahasa tidak lah dilakukan semata-mata oleh otak sadar, melainkan melibatkan juga otak bawah sadar yang autopilot. Pada saat Anda berniat mengatakan sesuatu, maka bayangan tentang hal yang ingin Anda sampaikan mungkin Anda pilih dengan otak sadar Anda. Namun yang men-struktur pikiran tersebut sehingga dapat menjadi kata-kata yang Anda ucapkan atau tuliskan adalah otak bawah sadar Anda.

Karena itu lah, tidak salah orang-orang yang berkata bahwa bahasa adalah produk intelegensi (otak sadar) juga tidak salah orang-orang yang berkata bahwa bahasa adalah kemampuan fisik (membutuhkan koordinasi otak bawah sadar yang terlatih).

Kita dapat mengontrol isi dari bahasa yang kita tuturkan dengan otak sadar kita. Tapi cara kita menuturkan bahasa sangat tergantung pada seberapa terlatihnya otak bawah sadar kita.



KEYWORDS
Lalu bagaimana metode belajar bahasa yang alamiah? Bagaimana mungkin belajar bahasa tanpa rumus?

Memang Anda butuh rumus untuk mengetahui bagaimana suatu bahasa bekerja. Namun mengetahui saja tidak berarti Anda langsung meng-akuisisinya (Anda meng-akuisisi bahasa artinya Anda dapat memahami dan menggunakannya dengan cukup lancar). Anda tidak perlu menghafal banyak rumus. Yang Anda perlu ketahui hanya satu rumus saja yaitu rumus pengurutan lazim argumen bahasa misalnya SPOK, PSOK, SKOP, dll. Rumus ini berguna untuk mendeskripsikan peng-urutan suatu bahasa secara umum. Rumus pengurutan ini perlu Anda ketahui untuk meng-antisipasi perbedaan pengurutan kalimat pada bahasa yang sedang Anda pelajari dengan bahasa lokal Anda. Adapun rumus selain itu misalnya rumus-rumus Tense yang diagung-agungkan banyak pengajar dan pelajar hanya akan membuat otak Anda macet.

Cara yang paling alamiah dalam mempelajari bahasa adalah dengan melatih membangun frase berdasarkan keywords. Keywords satu bahasa adalah kata-kata yang bersifat fungsional (misalnya kata hubung, kata depan, kata tunjuk, kata ganti, dsb.) yang memiliki frekuensi penggunaan yang sangat tinggi. Membangun frase berdasarkan keyword artinya pelajar menyusun beragam ekspresi bahasa yang memiliki fungsi-fungsi tertentu yang diberikan oleh keyword.

Keunggulan cara ini yaitu:
Pertama, pelajar tidak akan membebani otak sadar dengan rumus-rumus yang kurang signifikan dan cenderung malah membuat macet otak dalam memproduksi bahasa.
Kedua, latihan membentuk frase jauh lebih mudah dan jauh lebih realistis hasilnya daripada langsung berusaha membentuk kalimat berdasarkan rumus.
Ketiga, otak bawah sadar sangat mudah mengenali pola bagaimana satu hal (dalam hal ini keyword) terasosiasi dengan hal lainnya (yaitu kosa kata yang bukan keyword), karena itu cara ini sangat mudah melatih otak bawah sadar pelajar dalam menyusun bahasa.

Pelatihan membangun frase berdasarkan keywords harus dilakukan satu per satu keyword. Setiap satu keyword harus sudah dapat dimengerti dengan baik oleh pelajar baru lah pelajar bisa melanjutkan ke keyword berikutnya.


MENERAPKAN EFEK SPASI PADA PELATIHAN KEYWORDS
Melatih keyword satu per satu berpotensi membosankan pelajar juga sangat berpotensi membuat banyak keyword awal dan pertengahan terlupakan oleh pelajar. Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat menerapkan teknik Pengulangan ber-Spasi, yaitu dengan mengatur jadwal pembelajaran sehingga satu keyword dipelajari lagi dalam satu hari berikutnya, seminggu berikutnya, sebulan berikutnya, satu semester berikutnya, dst.

Contoh penjadwalan Pengulangan ber-Spasi

Teknik Pengulangan ber-Spasi menjamin pembelajaran sebelumnya tidak cepat terlupakan (karena diulang) serta tidak menimbulkan kebosanan akibat pengulangan (dengan tidak terlalu men-seringkan pembelajaran).


KENDALA DALAM MEMPRAKTEKKAN CARA INI
Kendala yang paling sulit adalah menentukan apa saja keywords suatu bahasa yang harus dilatih. Setiap bahasa memiliki keunikan sendiri-sendiri sehingga memiliki himpunan keywords yang berbeda dengan himpunan keywords bahasa lainnya. Untuk mengatasi kendala ini, Anda dapat melakukan Googling dengan kata kunci seperti "Kata yang paling sering dalam bahasa ....", "Top words of .... language", "Most frequent words of .... language" dsb. Kemudian setelah Anda menemukan kata-kata yang paling sering digunakan dalam bahasa tersebut, Anda tinggal meng-eliminasi Kata Benda, Kata Kerja, dan Kata Sifat yang masuk ke dalam daftar tersebut. Dan voila! yang tersisa adalah kata-kata fungsional dan sangat sering digunakan: itu lah keywords bahasa tersebut.



KESIMPULAN
Cara belajar bahasa yang efektif adalah cara belajar yang memfasilitasi proses belajar otak secara alamiah. Cara yang paling alamiah dalam belajar bahasa adalah cara melatih membangun frase berdasarkan keywords. Cara ini menghindarkan pelajar dari rumus-rumus yang tidak perlu dan hanya membuat macet otak. Cara ini juga menjamin otak bawah sadar (yang berperan sebagai penyusun tuturan) menjadi terlatih dengan hasil yang realistis.

Untuk mengatasi kebosanan belajar atau terlupa pelajaran sebelumnya, pelajar dapat menjadwalkan pembelajaran keywords dengan teknik Pengulangan ber-Spasi. Sangat sulit menentukan apa saja keywords suatu bahasa, namun hal itu bisa diatasi dengan memilih kata-kata fungsional dari daftar kata-kata yang tersering muncul dalam bahasa tersebut.
Selengkapnya...