Selasa, 16 Oktober 2012

Cara Bijak Ber-negosiasi: Satukan Kepentingan, Bukan Mengadu Pendirian

Perhatikan kisah dua pria yang bertengkar di sebuah perpustakaan ini. 
Yang satu ingin jendela dibuka sedangkan yang lain ingin jendela ditutup. Mereka berselisih tentang seberapa besar jendela itu harus dibuka: secelah saja, setengah, atau tiga perempatnya.. Tidak ada solusi yang memuaskan mereka berdua. 

Kemudian masuklah sang penjaga perpustakaan. Wanita itu bertanya kepada salah satu pria mengapa ia ingin jendelanya dibuka: "Supaya ada udara segar." ia juga bertanya kepada yang lain mengapa ia ingin jendelanya ditutup: "Untuk menghindari tiupan angin." Setelah berpikir sebentar, ia membuka lebar-lebar jendela di ruang sebelah, sehingga membawa masuk udara segar tanpa tiupan angin. 

Cerita seperti ini sering muncul contohnya dalam banyak negosiasi. Banyak orang yang mengira bahwa negosiasi adalah untuk mengadu pendirian yang berbeda. Satu pihak menyatakan pendiriannya, pihak lain juga menyatakan pendiriannya. Kemudian pendirian-pendirian tersebut diperjuangkan, dipertahankan mati-matian agar pendirian pihak yang satu mengalahkan pendirian pihak yang lain. Dan pihak yang kalah harus mengakui dan menerima konsekuensi dari pendirian pihak yang menang. Ini jelas merupakan kesalahan, pemicu amarah dan permusuhan, serta buang-buang energi.



Tujuan negosiasi adalah untuk menemukan solusi yang bisa memuaskan kepentingan pihak-pihak yang terlibat. Win-win. Semua sama-sama puas dengan hasil akhir negosiasi. Caranya yaitu dengan menemukan kepentingan masing-masing pihak misalnya dengan mempertanyakan: "apa kepentingan Anda sehingga pendirian Anda seperti itu?". Setelah kepentingan masing-masing pihak telah terkomunikasikan dengan baik, menciptakan solusi yang memuaskan kepentingan bersama.
Ingat ingat:
Untuk memperoleh solusi yang bijaksana, satukanlah kepentingan, bukan mengadu pendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think?? Share it here :)