Jumat, 16 November 2012

Tips Mengatasi Kesulitan Ngomong Bahasa Asing

Nah, mungkin Anda sudah menguasai tata suatu bahasa. Anda telah membangun banyak kosa kata bahasa tersebut. Anda bisa membaca dan menulis dalam bahasa tersebut. Bahkan Anda begitu lancar mendengar dan memahami percakapan dalam bahasa tersebut.

Namun, mungkin Anda begitu susah payah jika ingin ngomong dalam bahasa tersebut. Yah wajar sih, konon itu terjadi karena proses input dan proses output bahasa di otak dilakukan secara terpisah di dua area otak yang berbeda. Tapi kita tidak akan membahas itu disini.

Pada post ini, saya hendak memberikan tips mengatasi kesulitan Anda ketika ingin ngomong dalam bahasa asing.

MENGAPA SULIT NGOMONG BAHASA ASING?
1. Sulit melakukan Recall akibat Metode Memorisasi yang kurang tepat. Untuk bisa ngomong bahasa dengan lancar, kemampuan recall dengan cepat sangatlah penting, sedangkan kemampuan recall sangat dipegaruhi oleh Metode Memorisasi. Metode memorisasi yang biasa dilakukan oleh pelajar bahasa asing adalah mengaitkan Ekspresi Bahasa Asing (L2) dengan Ekpresi Bahasa Lokal (L1). Misalnya mengaitkan kata "city" (L2) dengan kata "kota besar" (L1). Mengaitkan kata "lion" dengan kata "singa". Padahal ekspresi bahasa lokal (L1) harus dikaitkan dengan konsepsi dasar (P) terlebih dahulu, sehingga proses input & output bahasa dalam otak bisa digambarkan seperti ini:

L2 dimemorisasi » L1 -> P -> L1 -> L2 -> kalimat dibentuk -> kalimat diucapkan

Anda lihat pada skema di atas memorisasi L2 melewati 3 tahap dan proses Recall melewati 3 tahap hingga akhirnya kata bisa dituturkan. Sukur-sukur asosiasi antara L2 dengan L1 cukup cepat di-recall, jika tidak, maka Anda bisa termangu "mencari" kata yang tepat untuk diucapkan. Nah inilah masalahnya: sangat jarang pelajar yang berhasil membuat asosiasi L2 dengan L1 yang cukup cepat di-recall. Artinya, Anda perlu menemukan cara memorisasi yang lain yang lebih efisien.

2. Kurang membiasakan penggunaan bahasa asing (L2) secara lisan. Banyak juga pelajar bahasa asing yang hanya mempelajari tata dan pemahaman bahasa tanpa berusaha membiasakan penggunaannya secara lisan. Asal tahu saja, bahasa itu seperti otot: harus dilatih jika ingin ia berkembang dengan optimal.

APA YANG BISA ANDA LAKUKAN?
1. Untuk mengatasi masalah pertama, Anda perlu memangkas proses recall L2 dengan cara merubah metode memorisasinya sehingga prosesnya hanya seperti ini:

L2 dimemorisasi » P -> L2 -> kalimat dibentuk -> kalimat diucapkan.

Tentunya dengan proses yang lebih ringkas, recall akan lebih cepat kan? :)
Pada metode memorisasi di atas, L2 tidak diasosiasikan dengan L1 melainkan langsung diasosiasikan dengan P. Jadi misalnya kata "city" tidak diasosiasikan dengan kata "kota besar" melainkan langsung diasosiasikan dengan gambaran kota besar. Begitu juga kata "lion" tidak diasosiasikan dengan kata "singa" melainkan diasosiasikan dengan hewan seperti kucing besar berbulu kuning yang sering kelihatan di Afrika. Mengerti maksud saya? :)
Jangan asosiasikan ekspresi bahasa asing dengan ekspresi bahasa lokal Anda. Melainkan asosiasikan-lah ekspresi bahasa asing dengan konsep dasar (bisa berupa gambaran-gambaran nyata maupun simbol-simbol yang Anda pahami dalam otak Anda). Atau seperti yang mungkin pernah dikatakan seseorang pada Anda:
Jangan menerjemahkan suatu kata, melainkan pahamilah kegunaannya dalam berbahasa.

2. Sebisa Anda, carilah lawan bicara untuk berbicara bahasa asing dengan Anda, baik penutur asli maupun sesama pelajar. Jika Anda tidak bisa atau sangat kesulitan mendapatkan lawan bicara, maka sering-seringlah berbicara berbahasa asing dengan diri Anda sendiri. Anda juga perlu membiasakan bisikan kecil di dalam pikiran Anda itu untuk bisa berbicara bahasa asing. Saya serius!

Jika cara-cara tersebut tidak dapat Anda lakukan, buatlah diari dialogis (diari yang disusun seperti percakapan antara dua orang) menggunakan bahasa asing (Anda sudah pintar menulis kan?) Kemudian sering-seringlah mereview-nya dengan membacanya keras-keras. Dengan catatan, agar pembiasaan Anda dengan menggunakan diari menjadi berkesan tentunya membacanya harus disertai aksen, nada, dan intonasi kayak beneran gitu.

4 komentar:

  1. mau tanya..
    kalau lawan bicara kita sama2 kurang ngerti gmn?
    saya ingin bisa, tapi selalumuncul rasa gak pede.jadi setipa mau mulai merasa grogi.
    solusinya bagaimana?

    BalasHapus
  2. lawan bicara Anda kurang mengerti apa yang Anda katakan? nah saya berasumsi kata2 Anda sudah disusun dgn baik & benar, akan tetapi mungkin cara pengucapan Anda yg masih kurang jelas. saran saya banyak lah berlatih pengucapan. jika masih kurang pede, ngomong lah keras2 ke diri sendiri. Ada baiknya juga Anda melatih pengucapan dgn Tongue Twister. Anda bisa googling bermacam2 tongue twister untuk bahasa yg sedang Anda pelajari. It works well you know :)
    jika kendalanya ada pd lawan bicara Anda, mungkin karena dia juga baru belajar, singkirkan juga kendala yg ada padanya. Jika kemampuan tata bahasanya di bawah Anda, latih lah dia untuk setidaknya menjadi setara Anda. jika kemampuannya mendengar & menulis masih di bawah Anda, latih lah dulu. Jika kemampuan kalian sudah setara, itu akan banyak memudahkan kalian.

    semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  3. tiap aku baca blog, satu hal yang paling aku ingin tahu,
    gimana cara biar blog kita muncul di pencarian google?
    kayak blog ini pas aku cari tentang manado, muncul.
    gimana kak? :'(
    aku cari di google caranya, gak ngerti...T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya punya dua cara sederhana:
      pertama, sering gunakan headline (judul post) yang kira-kira banyak orang ketikkan ke dalam search engine mereka, contohnya "cara untuk bla bla bla", "belajar bla bla bla", "... dengan mudah", "... dengan cerdas".. dan semacamnya. Lakukan riset kata kunci. "how to research keywords"

      kedua, share di media sosial sesering mungkin. Juga kirimkan ping untuk berbagai macam website, saya menggunakan layanan pingler.com untuk ini. Gratis.

      Selamat mencoba ;)

      Hapus

What do you think?? Share it here :)