Minggu, 07 Oktober 2012

Memori dan Cara Kerja Otak


Kebanyakan orang membayangkan otak kita bekerja bagaikan sebuah komputer. Memori tersusun atas folder-folder yang tersusun rapi dan terstruktur. Folder-folder tersebut berisi file-file hasil pengalaman, pembelajaran, serta memori-memori.

Namun membayangkannya seperti itu keliru. Jika  otak bekerja seperti itu maka dibutuhkan otak yang sangat besar yang lebih daripada yang mampu ditampung oleh tengkorak kecil kita agar jangan sampai memori kita “kehabisan space”.

Kenyataannya, kita hanya memiliki otak dengan massa 1,5 kg namun mampu bekerja hingga akhir hayat tanpa “kehabisan space”. Bagaimana mungkin?


OTAK ADALAH JARINGAN SUPERKOMPLEKS
Kalau Anda ingin membayangkan seperti apa cara kerja otak kita maka perhatikan gambar berikut:
Ilustrasi jaringan internet. Sumber: en.wikipedia.org

Ah masa'? Seperti internet? Kalo seperti itu rumit dong mikirnya?

Hehehe... Sekilas kelihatan rumit sih. Namun tunggu sebentar.

Jika Anda sedang membaca artikel ini di blog ini berarti Anda sedang terhubung dengan jaringan internet tersebut, kan? Apa yang akan terjadi jika Anda mengetik www.google.co.id? Lalu Anda mengetikkan sebuah kata kunci, misalnya Anda mengetikkan: “cara kerja otak”? Pasti lah hasil search Anda akan merujuk Anda ke berbagai website yang mengulas tentang cara kerja otak bukan?

Lalu bagaimana kira-kira reaksi otak Anda terhadap kata “singa”?

Apa seekor singa bersurai muncul di pikiran Anda? Apa kemudian Anda membayangkan bunyi aumannya? Dan cakar-cakarnya yang besar? Kemudian Anda seakan mencium betapa baunya singa itu, atau perasaan jika Anda mengelus bulu-bulunya, atau bagaimana sensasi takut, tegang, grogi jika Anda bertemu dengan singa? Atau malah Anda mulai mengaitkannya dengan Afrika? Padang sabana? Kemudian zebra-zebra (atau apapun makhluk yang bisa dikejar & dilahap singa tersebut)? Atau Anda mulai teringat pada Richard si Hati Singa? Atau tiba-tiba Anda teringat pada kucing peliharaan Anda yang mirip singa? Dst. Dst.

Sebuah kata kunci membawa kepada banyak sekali memori lain yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.

Kesimpulannya, begitulah otak bekerja:
Bagaikan sebuah jaringan superkompleks yang terdiri dari neuron-neuron yang saling ber-asosiasi (terhubung) satu sama lain.

Jika ada informasi baru yang ditambahkan maka informasi tersebut “diikatkan” dengan informasi yang sudah ada sebelumnya. Beginilah ilustrasinya:

Dan jika salah satu struktur neuron dipicu maka neuron lain akan terpicu dan membuat memori-memori lain bermunculan. Ya ilustrasi saya mengenai kata “singa” tadi adalah contoh bagus bagaimana satu picu menghasilkan memori lain.

Saya menamakannya Associative Mechanism, sebuah mekanisme yang didasarkan atas asosiasi-asosiasi.

Cukup sederhana bukan?

Semoga bermanfaat J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think?? Share it here :)