Secara neurologis (ilmu yang mempelajari tentang otak), berlatih membuka sebuah jalur neuron (neural pathways) baru di otak, dan semakin banyak berlatih, maka jalur tersebut akan semakin kuat dan besar. Ibaratnya jika sebuah jalur tercipta di sebuah padang rumput akibat terinjak-injak oleh kaki manusia atau hewan yang lewat, lalu jalur kecil itu digunakan berulang-ulang, maka jalur itu akan semakin tampak dan besar dan lambat laun dapat menjadi sebuah jalan raya.
Artinya, jalur neuron apapun yang terbentuk akan menjadi kuat dengan semakin seringnya berlatih.
Masalahnya adalah tidak semua latihan dapat mengarah pada hasil yang positif.
Jika konten atau cara latihan awal sudah keliru tanpa adanya introspeksi terhadap konten atau cara tersebut, maka latihan-latihan selanjutnya akan semakin memperkuat kekeliruan awal bahkan bisa sampai pada taraf sangat sulit diperbaiki.
Contohnya, seseorang belajar bermain tenis. Pada latihan pertama ia memiliki cara-cara yang keliru dalam bermain, tapi tidak ada yang memperbaikinya atau ia sendiri tidak punya keinginan untuk mengetahui apakah ada yang keliru dari caranya atau tidak. Semakin ia berlatih maka ia melatih dan memperkuat kekeliruannya tersebut. Sampai suatu saat ia belajar pada seorang pelatih tenis profesional yang memberitahu kekeliruan-kekeliruannya. Namun latihan-latihannya yang terdahulu telah membuat kekeliruannya sangat sulit diperbaiki, dan ia terus menerus berbuat kekeliruan. Itulah dampak keliru dalam berlatih.
Maka seyogya-nya dalam berlatih, jangan asal berlatih. Jika Anda ingin berlatih yang menghasilkan kesempurnaan yang positif, maka berlatih lah dengan konten dan cara yang benar. Keliru sesekali tidak masalah, asalkan ketika kekeliruan terjadi maka langsung diperbaiki.
Berlatih memang menjadikan kemampuan menjadi sempurna.Melatih yang benar dengan penuh kesungguhan akan menjadikan kemampuan menjadi sempurna benarnya.Melatih yang keliru dengan penuh kesungguhan akan menjadikan kemampuan menjadi sempurna kekeliruannya.Maka hati-hati lah dalam berlatih.
Mungkin karena itulah ketika berlatih perlu untuk didampingi atau dalam pengawasan guru atau orang yang ahli dalam bidangnya. Mungkin karena itu pula lah latihan atau belajar tanpa guru/pengajar dikatakan kurang baik atau tidak tepat, yang bahkan bisa cenderung sesat jika berkenaan dengan hal penting seperti agama misalnya. Nice Thread
BalasHapusbetul sekali, peran guru/pengajar/pelatih tidak tergantikan :)
Hapus