Kedua makhluk ini berbeda.
Beda fisiologis maupun beda psikis.
Keterampilan mereka pun berbeda.
Namun hak mereka setara.
Keduanya setara.
Walaupun sang pria memimpin dan wanita dipimpin.
Tapi pemimpin-dipimpin hanyalah sebuah peran.
Pada hakikatnya keduanya tetap setara.
Setara dalam hak.
Setara dalam kewajiban,
Pria melindungi. Wanita dilindungi.
Pria dijaga. Wanita menjaga.
Bagaikan pedal gas dan pedal rem.
Bagaikan kemudi dan mesin.
Keduanya saling melengkapi.
Keduanya saling mengisi.
Jika salah satu dari keduanya tidak ada, siapa yang mau menjalankan kendaraan peradaban?
Jika salah satu dari keduanya tidak ada, bagaimana akan tercipta kasih sayang dan cinta di muka bumi?
Kata-kata-y menyentuh sekali :)
BalasHapus