Kebanyakan orang membayangkan otak kita bekerja bagaikan
sebuah komputer. Memori tersusun atas folder-folder yang tersusun rapi dan
terstruktur. Folder-folder tersebut berisi file-file hasil pengalaman,
pembelajaran, serta memori-memori.
Namun membayangkannya seperti itu keliru.
Jika otak bekerja seperti itu maka
dibutuhkan otak yang sangat besar yang lebih daripada yang mampu ditampung oleh
tengkorak kecil kita agar jangan sampai memori kita “kehabisan space”.
Kenyataannya, kita hanya memiliki
otak dengan massa 1,5 kg namun mampu bekerja hingga akhir hayat tanpa
“kehabisan space”. Bagaimana mungkin?
OTAK ADALAH JARINGAN SUPERKOMPLEKS
Kalau Anda ingin membayangkan seperti apa cara kerja otak
kita maka perhatikan gambar berikut:
Ilustrasi jaringan internet. Sumber: en.wikipedia.org |
Ah masa'? Seperti internet? Kalo seperti itu rumit dong
mikirnya?
Hehehe... Sekilas kelihatan rumit sih. Namun tunggu
sebentar.
Jika Anda sedang membaca artikel ini di blog ini berarti
Anda sedang terhubung dengan jaringan internet tersebut, kan? Apa yang akan terjadi
jika Anda mengetik www.google.co.id? Lalu
Anda mengetikkan sebuah kata kunci, misalnya Anda mengetikkan: “cara kerja
otak”? Pasti lah hasil search Anda akan merujuk Anda ke berbagai website yang
mengulas tentang cara kerja otak bukan?
Lalu bagaimana kira-kira reaksi otak Anda terhadap kata
“singa”?
Apa seekor singa bersurai muncul di pikiran Anda? Apa
kemudian Anda membayangkan bunyi aumannya? Dan cakar-cakarnya yang besar?
Kemudian Anda seakan mencium betapa baunya singa itu, atau perasaan jika Anda
mengelus bulu-bulunya, atau bagaimana sensasi takut, tegang, grogi jika Anda
bertemu dengan singa? Atau malah Anda mulai mengaitkannya dengan Afrika? Padang
sabana? Kemudian zebra-zebra (atau apapun makhluk yang bisa dikejar &
dilahap singa tersebut)? Atau Anda mulai teringat pada Richard si Hati Singa?
Atau tiba-tiba Anda teringat pada kucing peliharaan Anda yang mirip singa? Dst.
Dst.
Sebuah kata kunci membawa kepada banyak sekali memori lain
yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.
Kesimpulannya, begitulah otak bekerja:
Bagaikan sebuah jaringan superkompleks yang
terdiri dari neuron-neuron yang saling ber-asosiasi (terhubung) satu sama lain.
Jika ada informasi baru yang ditambahkan maka
informasi tersebut “diikatkan” dengan informasi yang sudah ada sebelumnya.
Beginilah ilustrasinya:
Dan jika salah satu struktur neuron dipicu maka
neuron lain akan terpicu dan membuat memori-memori lain bermunculan. Ya
ilustrasi saya mengenai kata “singa” tadi adalah contoh bagus bagaimana satu
picu menghasilkan memori lain.
Saya menamakannya Associative Mechanism, sebuah mekanisme yang didasarkan atas asosiasi-asosiasi.
Cukup sederhana bukan?
Semoga bermanfaat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
What do you think?? Share it here :)